Arsir Jawaban, Siswa Tunarungu Kesulitan

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Dua siswa tunarungu di SMPN Luar Biasa PGRI Pamekasan, Jawa Timur, mengaku kesulitan mengisi lembar jawaban ujian nasional (LJUN) yang dimulai hari ini, Senin (23/4/2012). Kedua siswa tersebut masing-masing, Firman Susanto dan Christianto Wibisono.

Kesulitan itu disebabkan adanya perubahan sistem isian LJUN, jika dibandingkan dengan UN tahun sebelumnya. Muhammad Fadlillah, Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum mengaku kesulitan diketahui saat uji coba sebelum UN dilaksanakan. "Jika tahun sebelumnya siswa cukup memberi tanda silang saja pada lembar jawaban, tapi sekarang ini siswa harus mengarsir setiap lingkaran yang ada di lembar jawaban. Itu yang dirasa sulit bagi siswa," ungkapnya.

Seharusnya, tambah Fadlillah, Pemerintah memberikan kemudahan bagi siswa LB karena kemampuan mereka tidak sama dengan siswa SMP reguler lainnya. "Saya berharap ada kebijakan bagi siswa mengalami kelainan, sehingga mereka bisa lebih mudah," tandasnya.

Karena kesulitan itu, siswa harus didampingi setiap mengisi jawaban. Sebab jika tidak didampingi, dikhawatirkan arsiran yang mereka isi kurang tebal atau melewati lingkaran yang sudah ditentukan. "Salah sedikit saja bisa fatal nanti saat dikoreksi di komputer dan bisa tidak lulus anak yang bersangkutan," ungkap Fadli.

Sementara materi ujian yang disoalkan di SMP LB, imbuh Fadilillah, jauh berbeda dengan SMP reguler. Terutama dari sisi kualitas. "Kalau materi pelajaran menghitung, siswa LB tidak sampai ribuan. Tapi hanya separuhnya saja. Sebab kemampuan mereka sangat terbatas," ungkap Fadli.