Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balada Balapan Liar dan Neotribalisme Modern di Jakarta

Kompas.com - 24/04/2012, 10:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah lewat tengah hari, Senin (23/4/2012), tetapi belum juga ada pelanggan datang ke bengkel khusus modifikasi mesin sepeda motor, di kawasan Koja, Jakarta Utara. Seorang pekerjanya, Eki (22), mengaku, sudah setengah bulan ini bengkel sepi pelanggan sejak serangan gerombolan bersepeda motor dengan pita kuning di Jalan Warakas I, Tanjung Priok, 13 April lalu.

Terlebih lagi setelah ditengarai serangan itu sebagai aksi balasan atas tewasnya Kelasi Satu Arifin Siri akibat dikeroyok di arena balapan liar, Kemayoran. Sasaran gerombolan itu remaja pesepeda motor.

”Sebelum ada penyerangan, setiap hari bengkel kami selalu ramai,” kata Eki.

Bengkel sepeda motor tempat Eki bekerja hanya berukuran 1,5 meter x 2 meter. Bengkel-bengkel khusus modifikasi mesin sepeda motor yang tersebar di kawasan Koja ini melayani modifikasi mesin untuk kepentingan balapan sepeda motor. Sebagian besar pemiliknya pun mantan pebalap motor, termasuk pemilik bengkel tempat Eki bekerja.

”Tapi kami hanya terima motor balapan resmi, tidak terima yang balapan liar,” ujar Eki membela diri.

Kalau sekadar nonton balapan liar di Kemayoran, Eki mengakui kerap dilakukan. Itu pun hanya untuk memperkaya pengetahuan memodifikasi mesin sepeda motor.

Eki mengaku, akibat aksi gerombolan motor berpita kuning itu, selain pelanggannya hilang, dia juga resah karena takut menjadi sasaran gerombolan itu.

Neotribalisme modern

Sosiolog Universitas Indonesia, Imam B Prasodjo, menilai, perilaku kekerasan geng motor sangat primitif. Dia mengistilahkan perilaku mereka sebagai neotribalisme modern.

”Ikatan yang mereka bangun sangat emosional dengan solidaritas mekanis. Jika satu teman mereka diganggu, benar atau salah, mereka akan membelanya,” kata Imam.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com