JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono meminta agar peringatan Hari Solidaritas Buruh Internasional (May Day) pada 1 Mei tidak diwarnai dengan aksi yang bersifat anarkistis.
"Para pekerja dipersilakan jika ingin mewarnai peringatan hari buruh dengan melakukan unjuk rasa, tapi jangan bersifat anarkis," kata Menko Kesra Agung Laksono di Jakarta, Senin (30/4/2012). Agung menuturkan, penyampaian aspirasi bisa dilakukan dengan tertib dengan suasana yang kondusif.
Ia juga menyampaikan, pemerintah terus berupaya untuk menampung dan merealisasikan apa yang menjadi aspirasi para buruh, salah satunya soal Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Dia menjelaskan, pemerintah menargetkan BPJS Kesehatan mulai beroperasi pada 1 Januari 2014, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Juli 2014. "Saat ini tengah dirancang peraturan pemerintah dan peraturan presiden untuk kedua BPJS tersebut," tuturnya.
Agung mengatakan, realisasi operasional BPJS merupakan satu bentuk komitmen pemerintah terkait tuntutan para tenaga kerja.
Sementara itu, Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Chazali H Situmorang mengatakan, pihaknya optimistis operasional BPJS akan terealisasi sesuai waktu yang ditargetkan. "Operasional BPJS harus terlaksana dengan baik karena menyangkut nasib rakyat Indonesia, termasuk para tenaga kerja," tukasnya.
Sebelumnya, 57.000 orang dikabarkan akan berunjuk rasa dalam rangka memperingati May Day di kawasan Jakarta pada Selasa (1/5/2012). Polda Metro Jaya mengerahkan 16.083 personel gabungan guna mengamankan unjuk rasa buruh.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.