Yogyakarta, Kompas -
Saat diskusi baru saja dimulai pukul 19.30, massa Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) berdatangan. Mereka langsung mendobrak gerbang Kantor Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKIS) dan berteriak-teriak: ”bubarkan, bubarkan”.
Peserta diskusi langsung bubar menyelamatkan diri. Massa MMI memorak-porandakan tempat diskusi, makanan pisang, kacang, dan ketela rebus ditendang, kopi dan teh tumpah, kaca-kaca jendela juga dipecahkan.
Penulis buku Irshad Manji yang berada di lokasi langsung dilindungi beberapa rekannya. Sementara massa terus merangsek sambil memukuli peserta diskusi laki-laki dan perempuan. Enam peserta diskusi dipukuli massa, antara lain Emily, asisten Irshad, terluka di bagian lengan.
Addi (25), peserta diskusi, mengungkapkan, massa sempat membagikan selebaran kepada wartawan di lokasi. Kemudian, mereka menuju pendapa LKIS membubarkan peserta dan memorak-porandakan apa pun.
”Irshad Manji sempat dilindungi sekitar tujuh orang panitia dan peserta diskusi di tengah pendapa. Dia berposisi jongkok dengan beberapa orang melindungi di sekelilingnya,” jelasnya.
Peristiwa itu hanya berlangsung beberapa menit. Massa lalu pergi meninggalkan lokasi diskusi menggunakan puluhan sepeda motor. Setelah kekacauan itu, Irshad sempat berbicara kepada peserta diskusi. ”Saya bangga dengan komunitas ini. Marilah kita mendoakan kelompok-kelompok ekstrimis itu,” ujarnya.
Setengah jam setelah peristiwa, polisi baru berdatangan. Mereka kemudian melakukan oleh tempat kejadian perkara.
Sebaliknya, di Solo, diskusi serupa dengan feminis dan penulis asal Kanada Irshad Manji berjalan lancar, Selasa (8/5). Diskusi digelar di ruang pertemuan sebuah hotel yang diikuti kurang lebih 25 perempuan aktivis.
Acara langsung diisi dengan tanya jawab antara peserta dengan Irshad Manji, antara lain soal isi buku terbarunya, Allah, Liberty, and Love. Menurut Irshad, dirinya melalui bukunya bukan hendak meyakinkan orang yang berseberangan pendapat. ”Saya sendiri sudah menduga akan ada reaksi keras. Ini memang tahapnya, setelah sebelumnya saya diabaikan dan diolok-olok,” kata Irshad.