Jakarta, Kompas -
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengaku belajar banyak dari kota Beijing. Salah satunya mengenai kemacetan yang menjadi permasalahan utama di Jakarta.
”Kita belajar bagaimana mengendalikan sepeda motor yang efektif dilakukan di Beijing. Namun harus ada aturan yang ditegakkan,” ujar Fauzi seusai penandatanganan nota kesepahaman (MOU) kerja sama sister city Jakarta-Beijing, di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (9/5).
Di kota Beijing, motor dilarang masuk ke kota. Kendaraan yang boleh masuk ke kota hanya mobil pribadi, angkutan umum, dan sepeda. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin kuat, sepeda pun mulai jarang terlihat karena semua orang sudah beralih ke mobil dan angkutan umum.
Di kota Guangzhou, motor juga dilarang masuk ke kota kecuali untuk warga yang mempunyai keterbatasan fisik dan harus bekerja dengan menggunakan motor. Di China, motor hanya digunakan oleh warga yang tinggal di luar kota besar.
Menurut Fauzi, contoh-contoh yang baik dari Beijing bisa saja diterapkan di Jakarta. Namun, untuk pelaksanaannya, harus dipertimbangkan juga dampak sosial dan ekonomi. ”Apa yang telah dicapai kota sahabat bisa kita contoh. Namun, harus dilihat dengan cermat dampak sosial dan ekonominya bagi warga Jakarta. Upaya mereka dalam mengembangkan angkutan umum massal juga bisa kita contoh,” kata Fauzi.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Beijing Xia Zhanyi mengatakan, perkembangan pembangunan di Jakarta sangat pesat. Dia menilai, pengelolaan lingkungan hidup, perairan, dan keamanan di Jakarta patut dipelajari oleh Beijing.
”Kami sudah berdiskusi masalah tata air hingga semalam suntuk, sangat bagus dan berguna bagi kami,” kata Xia.
Kerja sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Beijing sudah terjalin sejak 1992 dan akan terus dilanjutkan. Pada kesempatan itu, Beijing mengundang Jakarta untuk mempelajari fasilitas pembuangan sampah serta mengadakan pelatihan teknis manajemen sampah.
Sebelumnya, Beijing mengundang guru-guru SMA dan pegawai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk belajar bahasa Mandarin ke Beijing.
Penandatanganan kerja sama yang dilakukan kemarin merupakan bukti nyata komitmen kedua kota untuk membina hubungan yang lebih baik guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat kedua kota.
Fauzi berharap, dengan penandatanganan kesepakatan tersebut, hal itu dapat menjadi akses untuk menggulirkan beragam kerja sama baru.