Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinyal "Emergency" Sukhoi Tak Terdeteksi di Tiga Negara

Kompas.com - 10/05/2012, 16:29 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sinyal dari alat Emergency Located Transmitter (ELT) yang terdapat pada pesawat Sukhoi Superjet 100 ternyata tidak menyala saat pesawat itu menabrak tebing di kawasan Gunung Salak, Jawa Barat pada Rabu (9/5/2012) siang.

Padahal, sinyal tersebut seharusnya menyala ketika pesawat menghantam suatu benda. Hal ini diungkapkan Humas Basarnas, Gagah Prakoso, Kamis (10/5/2012), di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. "Itu dia, kami juga menanyakan kenapa alat itu tidak memancarkan sinyal," ucap Gagah.

Dia mengatakan, Basarnas memasang dua receiver terminal di Indonesia bagian timur dan juga di Jakarta. Namun, kedua alat itu tidak menangkap sinyal dari pesawat Sukhoi tersebut.

Jika alat Basarnas tidak berhasil menangkap, lanjut Gagah, biasanya alat penerima sinyal di Singapura dan Australia mampu menangkap hal tersebut.

"Tapi lagi-lagi, di Singapura dan Australia juga tidak bisa menangkap. Tiga negara tidak menangkap sinyal dari ELT Sukhoi," ujar Gagah.

Padahal seharusnya, alat itu akan secara otomatis mengirimkan sinyal jika pesawat terkena air atau pun menghantam suatu benda dengan keras. Dugaan sementara, diakui Gagah, hilangnya sinyal lantaran dampak benturan yang sangat kencang.

"Tidak ada sinyal bisa jadi karena dampak yang diberikan pesawat. Dengan pesawat tipe itu dan berkecepatan 600-800 km/jam, lalu mengantam batu bisa jadi langsung hancur," paparnya.

Sebelumnya, pesawat Sukhoi Superjet 100 dengan nomor penerbangan RA36801 hilang kontak pada koordinat 06° 43' 08" Lintang Selatan dan 106° 43' 15" Bujur Timur. Koordinat itu diperkirakan dekat Cidahu, Gunung Salak.

Penerbangan yang dilakukan pesawat milik Rusia tersebut merupakan bagian dari demonstrasi penerbangan yang diselenggarakan oleh PT Trimargarekatama.

Perusahaan tersebut merupakan agen yang memperkenalkan pesawat Sukhoi kepada perusahaan penerbangan di Indonesia. Pesawat tersebut melakukan penerbangan sebanyak dua kali.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com