Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa Serta Pegawai Wajib Pakai Batik Geblek Renteng

Kompas.com - 26/05/2012, 05:37 WIB

Wates, Kompas - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, meluncurkan motif batik khas daerah itu bernama Geblek Renteng. Untuk mendongkrak potensi daerah, motif batik ini akan digunakan sebagai seragam bagi sekitar 60.000 siswa sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas, serta 10.000 pegawai negeri sipil se-Kulon Progo.

Di Wates, Jumat (25/5), Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo menuturkan, siswa dan pegawai negeri sipil (PNS) di kabupaten itu wajib mengenakan seragam batik Geblek Renteng minimal satu kali seminggu. ”Setiap hari Jumat, siswa dan PNS wajib memakai baju batik. Tetapi, mulai pekan ini mereka akan mengenakan batik khas Kulon Progo Geblek Renteng,” katanya.

Menurut Hasto, batik Geblek Renteng terinspirasi dari makanan khas Kulon Progo, yaitu geblek yang terbuat dari singkong. Motif batik itu hanya diproduksi di Kulon Progo. Saat ini ada 15 industri kecil yang terlibat untuk memproduksi motif batik ini.

Gerakan memakai batik Geblek Renteng ini diharapkan bisa mengangkat perekonomian rakyat di Kulon Progo. Industri yang memproduksi batik ini memang diwajibkan hanya dari lokal Kulon Progo. Dengan begitu uang yang beredar dari program ini tidak akan lari ke luar daerah.

”Selama ini batik yang kami pakai justru berasal dari luar daerah, entah itu Solo, Pekalongan, atau daerah lain sehingga semua dananya lari ke sana. Kalau demikian, bagaimana warga Kulon Progo mau sejahtera,” ujarnya.

Motif Geblek Renteng dihasilkan dari lomba kreasi motif batik yang diikuti 303 perajin.

Promosi lewat film

Selain mengembangkan batik, Pemkab Kulon Progo juga mulai mempromosikan potensi daerah melalui pembuatan film. Pekan lalu, Pemkab Kulon Progo dibantu sejumlah pegiat film menggelar lokakarya dan sarasehan produksi film televisi dengan tema mengangkat potensi Kulon Progo. Kegiatan itu diikuti sejumlah siswa dan guru.

Ketua panitia lokakarya dan sarasehan, Agoes Kencrot, mengatakan, banyak potensi Kulon Progo yang belum terungkap karena kurang publikasi. Potensi itu perlu diangkat agar orang lain tahu dan tertarik.

Menurut budayawan Arswendo Atmowiloto, dibutuhkan gebrakan untuk mempromosikan potensi Kulon Progo. (abk)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com