Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polda Metro Koordinasi dengan Kedubes Uzbekistan

Kompas.com - 12/06/2012, 20:37 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Metro Jaya akan berkoordinasi dengan NCB Interpol Indonesia, Kedutaan Besar Uzbekistan, Kedutaan Besar Bulgaria, dan pihak imigrasi untuk mengungkap dugaan kasus perdagangan manusia yang dilakukan Musayev Samir (39).

Musayev adalah buronan Interpol yang ditangkap Polda Metro Jaya atas kasus penculikan, pemerasan, dan penganiayaan terhadap disc jockey (DJ) asal Ukraina, Nadiya Dobosh (20) di Jakarta.

"Kami akan koordinasi dengan Interpol, imigrasi, kedutaan Uzbekistan, dan Bulgaria untuk menelusuri apakah kasus perdagangan manusia di Uzbekistan terjadi di Indonesia atau tidak," ungkap Kepala Subdit Umum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Helmy Santika, Selasa (12/6/2012), di Mapolda Metro Jaya.

Kerja sama dengan Interpol dilakukan untuk menghimpun data catatan kriminal yang dilakukan Musayev termasuk para korban perdagangan manusia yang dijual Musayev.

Dari data sementara yang dihimpun Polda Metro, Musayev kerap menjual wanita-wanita muda asal Uzbekistan untuk bekerja sebagai prostitusi di klub-klub malam Jakarta.

Sedangkan kerja sama dengan Kedubes Bulgaria dan Uzbekistan dilakukan untuk mengecek kebenaran dokumen paspor yang dimiliki Musayev.

Pasalnya, saat masuk ke Indonesia, Musayev menggunakan paspor Bulgaria yang diduga palsu. Padahal, dalam catatan red notice yang dikeluarkan Interpol pada Agustus 2009, Musayev tercatat memakai paspor Uzbekistan.

Lalu lintas Musayev juga akan diperiksa ke pihak Imigrasi. "Kami harus cek perlintasannya Musayev ke mana saja, dan bagaimana dia bisa masuk ke Jakarta. Apakah kedatangannya tercatat di imigrasi atau tidak akan diketahui dari Imigrasi," papar Helmy.

Musayev ditangkap Polda Metro Jaya pada Senin (11/6/2012) dini hari. Ia ditangkap karena menjadi otak penculikan, pemerasan, dan penganiayaan terhadap Nadiya Dobosh (20), warga negara Ukraina yang merupakan mantan pacarnya dan Anna Iasyreva.

Polisi kemudian mengetahui bahwa Musayev juga buronan Interpol dan sudah masuk daftar red notice sejak bulan Agustus 2009. Musayev menjadi incaran kepolisian Uzbekistan atas kasus perdagangan manusia dan pemalsuan dokumen imigrasi pada tahun 2004.

Latar belakang Musayev terbilang misterius. Selama diperiksa, Musayev terus menutup diri soal asal-usulnya. Mantan pacarnya pun hanya mengetahui Musayev bekerja di Indonesia, namun tak tahu nama perusahaannya atau bekerja di bidang apa.

Kendati mengaku sebagai pengangguran, harta Musayev melimpah. Polisi menyita sejumlah barang mewah Musayev seperti mobil Range Rover, jam tangan Rolex, BlackBerry Porsche bernilai Rp 17 juta, serta buku tabungan dengan catatan transaksi fantastis. Di rekeningnya juga terdapat saldo tabungan mencapai Rp 1 miliar serta beberapa bukti setoran tunai senilai Rp 500 juta dan Rp 700 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com