Pengamat: Pilkada Bukan Obat Generik

JAKARTA, KOMPAS.com - Pesta demokrasi untuk memilih pemimpin Jakarta hanya tinggal hitungan minggu lagi. Keenam calon Gubernur dan Wakil Gubernur sibuk mengumbar visi misi pada warga Jakarta yang membuat harapan untuk Jakarta lebih baik kembali tumbuh.

Pengamat Perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, mengatakan bahwa pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta pada 11 Juli mendatang tidak akan membawa perubahan instans yang signifikan pada Jakarta.

"Pilkada itu bukan obat generik. Siapapun Gubernur yang terpilih tidak akan menyelesaikan masalah," kata Yayat, saat diskusi tentang Banjir Jakarta: Persoalan Lingkungan atau Politik? di Indonesian Institute, Jakarta, Rabu (20/6/2012).

Menurutnya, visi misi dan program kerja secanggih apapun jika pemimpin Jakarta tidak mampu menggerakkan warga Jakarta untuk berubah maka tidak akan berhasil. Mengingat pembangunan di tiap kota, termasuk Jakarta, bergantung pada masyarakatnya.

"Harus bisa menggerakkan masyarakatnya juga. Kalau tidak, sama saja permasalahan tidak akan selesai," ujar Yayat.

Ia mencontohkan salah satunya masalah banjir Jakarta. Keenam calon Gubernur dan Wakil Gubernur peserta Pilkada yakin dengan solusi-solusi yang ditawarkan untuk mengatasi banjir.

Namun semuanya hanya fokus pada penyelesaian masalah secara struktural saja. "Memang lebih menarik penyelesaian secara struktur. Bangun tanggul raksasa dan lain-lain. Tapi jangan lupa tanpa penyelesaian masalah non struktur, semuanya akan sama saja," tandasnya.