Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/07/2012, 14:45 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lingkaran Survey Indonesia (LSI) kembali merilis hasil survei terkait Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta. Hasilnya, baik satu atau dua putaran, pasangan petahana, Fauzi Bowo dan Nachrawi Ramli memiliki kemungkinan terbesar memenangi Pilkada tahun ini.

Salah satu peneliti LSI, Arman Salam mengungkapkan, hasil tersebut diperoleh karena tidak adanya peningkatan dukungan signifikan dari para kompetitornya sejak Maret 2012 yang telah menyentuh angka 50 persen menang satu putaran. Sementara, tak ada kompetitor yang pernah menyentuh angka dukungan separuh dari angka tersebut.

"Pasangan Foke-Nara didukung oleh 43,7 persen pemilih. Urutan kedua ditempati pasangan Jokowi-Basuki, dukungannya hanya 14,4 persen. Empat pasangan lainnya masih didukung masing-masing di bawah 10 persen, bahkan ada yang di bawah 5 persen," ujar Arman di kantor LSI, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (1/7/2012).

Menurut hasil survei atas 440 responden yang tersebar di seluruh zona dan kelas sosial, ada tiga alasan mengapa pasangan lain sulit menandingi pasangan Foke-Nara. Pertama, pasangan lain hanya dikenal di bawah 70 persen, kecuali Jokowi, 71,8 persen. Semakin calon tak dikenal, semakin kecil lemungkinan untuk dipilih.

Kedua, hingga H minus 14 hari, tingkat kesukaan terhadap calon lain, relatif kecil dibandingkan tingkat kesukaan publik terhadap petahana. Pemilih yang menyukai Foke, 81,2 persen. Sementara terjadi penurunan terhadap tingkat kesuksesan kompetitor, Jokowi dari 75 persen, menjadi 66,6 persen. Stagnasi tingkat kesukaan bagi Hidayat dan Alex di angka 66,8 persen dan 50,5 persen.

"Sementara calon Hendardji dan Faisal mengalami peningkatan kesukaan sekitar 10 persen diangka 56,2 persen dan 60,2 dari pemilih yang mengenalnya," kata Arman Salam.

Faktor ketiga adalah, sentimen negatif publik pada kompetitor terdekat Fauzi Bowo. Pasangan Jokowi-Basuki dinilai publik kurang representatif dari mayoritas penduduk DKI. "Pilkada tinggal 10 hari. Jika tak ada blunder dari pihak Fauzi-Nara, pasangan itu berpeluang besar menang baik satu atau dua putaran," kata Arman Salam.

Survei tersebut berdasarkan data yang dikumpulkan dari 22 Juni hingga 27 Juni 2012 dengan menggunakan metode sampling Multistage Random Sampling. Yaitu menentukan responden dengan sistem acak bertingkat, sesuai dengan peta pemilih di DKI. Wawancara tatap muka terhadap responden juga menggunakan kuesioner dengan margin of error kurang lebih 4,8 persen.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com