Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut: Suara Foke Turun karena Kasus Korupsi

Kompas.com - 12/07/2012, 13:35 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, menilai turunnya dukungan warga Jakarta terhadap pasangan Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara) dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 salah satunya akibat kasus korupsi yang masih menyandera Partai Demokrat.

"Itu sanksi sosial. Dampaknya ke partai," kata Ruhut di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/7/2012).

Seperti diberitakan, hasil penghitungan cepat beberapa lembaga menunjukkan pasangan Foke-Nara hanya berada di posisi kedua. Hasil prediksi hitung cepat Kompas menunjukkan, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama mendapat 42,6 persen suara, Foke-Nara 34,4 persen, Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini 11,4 persen, Faisal Basri-Biem Benjamin 5,07 persen, Alex Noerdin-Nono Sampono 4,74 persen, dan Hendardji Soepandji-A Riza Patria 1,88 persen.

Ruhut menilai, rendahnya perolehan suara Alex-Nono juga akibat masalah yang sama dengan Demokrat. Menurut dia, warga Jakarta menyoroti kasus yang sempat menyeret Alex, yakni korupsi wisma atlet SEA Games. Selain itu, kasus dugaan korupsi penganggaran proyek Al Quran di Kementerian Agama yang melibatkan kader Golkar lainnya, Zulkarnaen Djabar.

"Foke masih lumayan masuk ke putaran kedua. Bayangin aja suara Alex Noerdin di bawahnya independen (Faisal-Biem). Di bawah independen itu memalukan," kata Ruhut.

Lalu, mengapa perolehan suara Hidayat-Didik rendah? "Wa Ode Nurhayati sempat sebut-sebut siapa? Saya tak mau sebut nama. Cerdas rakyat sekarang," jawab anggota Komisi III DPR itu.

Seperti diketahui, Wa Ode sempat menyeret nama Sekjen PKS Anis Matta dalam kasus korupsi Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID). Anis telah membantah tuduhan itu.

Ruhut menambahkan, koalisi dengan parpol lain dalam putaran kedua nantinya tidak akan menambah dukungan untuk Foke-Nara secara signifikan. Solusi untuk memenangkan pilkada, menurut dia, dengan penuntasan beberapa kasus yang menyandera Demokrat seperti wisma atlet dan Hambalang.

"Kan masih ada waktu tiga bulan lagi di putaran kedua," pungkas Ruhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com