Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vena Melinda: "Quick Count" Bukan Indikator Kekalahan Foke

Kompas.com - 12/07/2012, 15:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Kemenangan pasangan calon Gubernur (cagub) Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dalam perolehan jumlah suara berdasarkan hasil penghitungan cepat atau quick count, dinilai politisi Partai Demokrat yang dulu artis peran Venna Melinda bukanlah suatu indikator untuk mengukur siapa yang akan duduk di kursi DKI 1.

Seperti diberitakan, dalam penghitungan cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei, pasangan cagub Jokowi dan Ahok berhasil  unggul 42,58 persen dibanding pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, yang memperoleh suara sebesar 34.39 persen pada pilkada DKI putaran pertama. Hasil tersebut membawa keduanya kembali bertarung pada pemilihan pilkada DKI putaran kedua September mendatang.

"Kalau menurut saya quick count itu menarik, tapi memang belum bisa dijadikan indikator. Tetapi patut dijadikan evaluasi juga," ujar Venna usai mengisi acara Quick Count di Studio Orange Kompas TV, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (11/7/2012) sore.

Dari pengalaman pribadinya di 2009 lalu, Venna tetap memantau hasil quick count yang kemudian dibandingkannya dengan hasil penghitungan resmi. "Pengalaman saya pribadi sewaktu di Pileg (Pemilihan Anggota Legislatif), quick count itu buat saya interested untuk mengikuti, tetapi harus tetap mengikuti alurnya. Masyarakat juga bisa menilai urgensi dari quick count itu sendiri," jelas Venna.

Bila quick count yang menghasilkan kemenangan Jokowi atas Foke di putaran pertama selalu dijadikan indikator untuk memprediksi siapa yang akan menang di putaran kedua, menurut hemat Venna hal itu tidaklah tepat. Alasannya, saat ini Foke masih memiliki peluang untuk kembali memangku jabatan Gubernur DKI Jakarta.

"Ini kan (quick count) hanya dari satu sisi, saya melihatnya ada kemungkinan yang masih banyak. Saya pribadi melihat Bang Foke itu masih punya peluang apalagi beliau memiliki data (rekam jejak) yang cukup sahih ya, bahwa dia bisa menekan angka kemiskinan Jakarta dengan sarana pemberdayaan masyarakat. Bang Foke juga bisa meneruskan proyek MRT tanpa bantuan pemerintah itu luar biasa," kata Venna.

Misi lanjutkan program pembenahan Jakarta yang sudah dirancang Foke, sejauh ini menurut Venna bisa menjadi salah satu strategi untuk putaran dua. "Memang membangun Jakarta tidak seperti membalikkan telapak tangan dalam lima tahun selesai, memang butuh waktu. Masalah orang puas atau tidak puas, Pak Foke itu bukan Superman, tapi saya bilang tadi, Jakarta perlu pemimpin yang mengayomi dan memiliki ketegasan. Jadi harus dikasi waktu," tekan Venna.

Venna berharap untuk putaran kedua nanti masyarakat Jakarta bisa lebih bijak dalam menentukan pilihannya. "Pemilihan ini bukan kemenangan Gubernur terpilih nanti, tapi buat seluruh warga Jakarta. Makanya mari kita pilih yang capable, money politic sudah tidak zaman, jadi kita harus smart. Kita lihat saja nanti di putaran kedua," tuntasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com