Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Jokowi-Ahok Kebal Serangan

Kompas.com - 14/07/2012, 22:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat komunikasi politik, Henry Subiakto, menilai bahwa putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2012 akan menguntungkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama atau Jokowi-Ahok. Ia memprediksikan kemenangan di pihak Jokowi-Ahok meskipun pasangan itu dihadang dengan berbagai cara.

"Kemungkinan Jokowi akan diserang melalui sisi primordial karena dia bukan orang Jakarta. Ahok, meskipun memiliki KTP Jakarta, sebelumnya juga menjadi bupati di Bangka Belitung," katanya saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (14/7/2012).

Meski demikian, Henry mengatakan bahwa isu itu tidak akan mempan untuk menahan laju Jokowi-Ahok di putaran kedua. Ia beralasan bahwa mayoritas penduduk Jakarta saat ini adalah pendatang sehingga tidak akan menanggapi isu primordial.

Terhadap pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, dosen Universitas Airlangga, Surabaya, itu menilai bahwa duet tersebut harus memilih strategi yang tepat untuk melawan Jokowi-Ahok. Menurutnya, putaran kedua tidak menguntungkan bagi calon petahana itu karena telah dinilai gagal memimpin Jakarta. Hal itu menjadi keuntungan bagi pesaingnya.

Menurut dia, masyarakat sudah jenuh dengan sistem pemilihan yang mengharuskan adanya dua putaran. Pilkada seperti ini dinilai menghabiskan anggaran besar, tetapi tidak bisa menghasilkan kepala daerah yang mampu mengurai permasalahan di Jakarta. "Persepsi publik itu secara tidak langsung merugikan Fauzi Bowo sebagai calon petahana," kata Henry.

Henry berpendapat bahwa keunggulan yang dimiliki Jokowi dalam menghadapi putaran kedua salah satunya karena ia dianggap sebagai harapan baru untuk memperbaiki Ibu Kota. Selain itu, ia menilai sosok Jokowi-Ahok sebagai pasangan yang mengusung pluralisme dan kebersahajaan. Hal itu terlihat dari kedua figur yang berasal dari etnis yang berbeda serta penampilan mereka yang sederhana.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com