Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanja Saham Halal di Bulan Puasa

Kompas.com - 16/07/2012, 09:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Puasa Ramadhan akan bergulir lima hari lagi. Momentum puasa diyakini tak akan mempengaruhi transaksi di Bursa Efek Indonesia. Lagipula, investor ataupun trader yang berkomitmen dengan ajaran Islam bisa tetap belanja saham tanpa keraguan.

Sebab, ada 30 saham di Bursa Efek Indonesia yang berstempel halal. Saham-saham itu terhimpun dalam Jakarta Islamic Index (JII). Tidak hanya JII, otoritas pasar modal juga telah mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES) periode I-2012, yakni sebanyak 285 saham. Perinciannya, 272 saham emiten tercatat di bursa, delapan emiten tidak listing, dan lima perusahaan publik. Jumlah itu setara 56,50 persen total emiten dan perusahaan publik sebanyak 504 perusahaan.

Praktisi pasar modal, Ellen May, menjelaskan JII menjadi tolok ukur investasi saham berbasis syariah. ”Syarat pemilihan saham JII mirip LQ45, yakni likuiditas tinggi dan kapitalisasi besar. Namun, JII menekankan jenis usaha emiten tidak bertentangan dengan syariat Islam,” ujar Ellen.

Anggota JII dipastikan bukan emiten yang usahanya bertentangan dengan prinsip syariah seperti perjudian, minuman keras, serta jasa keuangan ribawi atau berbasis bunga.

Ellen menilai JII memiliki kelebihan dibandingkan dengan indeks saham lain. ”Saham yang masuk JII tingkat utangnya relatif kecil. Jadi, perusahaan yang low risk,” ungkap dia.

Memang, ada beberapa rasio keuangan yang harus dipenuhi emiten untuk bisa masuk ke daftar JII. Pertama, total utang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82 persen. Kedua, total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10 persen.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menilai keunggulan JII dibandingkan dengan indeks syariah lainnya, seperti Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), adalah dari sisi likuiditas. ”Likuiditas tetap penting. Ini termasuk satu hal yang penting dibandingkan hanya kriteria syariah. ISSI hanya syariah. Kalau JII ini syariah dan harus likuid. Jangan sampai investor masuk ke saham tiba-tiba menghilang,” kata dia.

Satrio menilai kinerja JII relatif saham dengan indeks saham lainnya. Korelasinya terhadap IHSG bisa berkisar 95 persen hingga 98 persen.

Ellen juga bilang, kinerja saham-saham yang tergabung dalam JII mirip dengan kinerja indeks LQ45. "Likuiditas dan kapitalisasinya mirip. Frekuensi transaksinya juga besar,” tutur dia.

Selama periode 30 Desember 2011 hingga 13 Juli 2012 (year-to-date), kinerja 30 saham halal yang diwakili oleh JII sudah tumbuh 3,90 persen. Pencapaian ini di bawah return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sebesar 5,17 persen. Namun kinerja JII masih lebih baik daripada return indeks LQ45 sebesar 2,03 persen di periode yang sama.

Emiten yang masuk JII antara lain berkode ADRO, CPIN, JSMR dan KLBF. Total bobot keempat saham itu terhadap JII sebesar 11,27 persen. Sedangkan penyumbang bobot terbesar JII masih diduduki ASII sebesar 17,66 persen, UNVR 11,87 persen dan TLKM 11,35 persen.

Kepala Riset Henan Putihrai Securities Felix Sindhunata mengatakan JII menjadi rujukan bagi produk-produk investasi berbasis syariah. “Jika mau membentuk reksadana syariah bisa mengacu ke sini,” ungkap dia.

Komposisi sektor usaha emiten di indeks ini juga bervariatif sekali. “Ini juga bisa untuk investor yang mau berinvestasi di pasar saham tanpa perlu takut melanggar kaidah Islam. Kalau mau membuat portofolio berdasarkan kaidah Islam memang mengacu pada ini,” kata dia. (Muhammad Khairul/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com