Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Harga Naik, Ibu RT Beli Persediaan Sembako Lebih Awal

Kompas.com - 16/07/2012, 10:59 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

PINRANG, KOMPAS.com — Kenaikan harga-harga sembako yang tidak menentu menjelang Ramadhan membuat sejumlah ibu rumah tangga (RT) di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, cemas dengan kenaikan harga-harga sembako yang tidak menentu. Khawatir harga sembako naik lagi, sejumlah ibu rumah tangga memilih membeli persediaan sembako Ramadhan lebih awal, seperti minyak goreng, gula pasir, terigu, telur, dan barang sembako lainnya, agar anggaran belanja keluarga mereka tidak semakin terbebani menyusul kenaikan harga-harga sembako yang tidak menentu.

Harisa, ibu rumah tangga di Pinrang ini, mengaku terkaget-kaget dengan lonjakan harga-harga sembako. Harisa yang berbelanja ke pasar sentral Pinrang, Senin pagi ini, terheran-heran dengan kenaikan harga yang makin memberatkan ibu-ibu rumah tangga. Jika sebelumnya uang belanja rumah tangga setiap kali ke pasar cukup Rp 200.000, kini harus menombok lebih banyak agar bisa memenuhi kebutuhan sembako yang biasa mereka beli setiap sepekan.

Daripada menunggu harga naik lagi, Harisa mengaku terpaksa membeli sejumlah kebutuhan sembako lainnya, seperti minyak goreng, telur, gula, mentega, dan bumbu dapur, agar daftar belanja kebutuhan keluarganya tidak semakin terbebani lantaran harga-harga yang terus melonjak naik.

Harisa mengaku terheran-heran karena kenaikan harga-harga sembako tak menentu. Hampir tiap hari kebutuhan sembako naik dari harga sebelumnya. Ikan bandeng misalnya, yang biasa dibeli Rp 10.000 per ekor, kini melonjak menjadi Rp 15.000 per ekor. Gula pasir melonjak dari Rp 10.000 per liter menjadi Rp 12.000 per liter. Beras kristal dan kepala naik Rp 500 per kilogram dari harga sebelumnya. Sementara harga cabai, tomat, cabai keriting, bawang merah, dan kebutuhan sembako lainnya rata-rata naik 30 hingga 70 persen dari harga biasanya.

"Kita kaget karena barang yang kita beli kemarin pada hari ini naik lagi, padahal beberapa hari sebelumnya juga sudah naik. Karenanya, saya lebih baik membeli persediaan sembako Ramadhan daripada menunggu harga naik lagi," ujar Harisa.

Seperti ibu rumah tangga lainnya, Harisa mengaku kini harus belajar mengirit belanja kebutuhan sembako lebih kencang lagi agar daftar kebutuhan rumah tangga yang mendesak tetap bisa terpenuhi dengan kondisi keuangan yang tidak bertambah. Tak hanya konsumen yang bingung, para pedagang di sejumlah pasar tradisional di Pinrang mengaku hampir tiap hari mendapat protes dari sejumlah pelanggan setianya.

Namun, para pedagang beralasan tak bisa menahan harga lantaran hampir semua harga jenis kebutuhan hidup menjelang Ramadhan naik setiap hari. Sejumlah pedagang menduga kenaikan harga-harga sembako yang tidak menentu menjelang Ramadhan, selain karena sejumlah persediaan sejumlah kebutuhan pokok berkurang, juga karena tradisi menjelang Ramadhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com