Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siti Zuhro: Calon Pemimpin DKI Mesti Berani "Telanjangi" Diri Sendiri

Kompas.com - 17/07/2012, 16:12 WIB
Galih Prasetyo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilihan Umum Kepala Daerah DKI Jakarta, telah digelar pada (11/7/2012) lalu, dan hampir pasti berlanjut ke putaran kedua. Pesta demokrasi lima tahunan ini nyatanya kerap dibanjiri politik pencintraan dan kampaye hitam.

Siti Zuhro, peneliti LIPI menuturkan, para kandidat cagub-cawagub mesti mengurangi melakukan politik pencitraan. lantaran gaya politik semacam itu cenderung menyesatkan. Ia juga mengingatkan agar rakyat tidak tergoda dengan iming-iming pencitraan.

"Dalam Pilkada, misalnya kita harus mengurangi dominannya politik pencitraan. Sebab, itu menyesatkan. Supaya juga nggak ada dusta terhadap publik," kata Siti Zuhro dalam sebuah diskusi bertema "Pemimpin Iklan dan Uang Versus Pemimpin Rakyat" di Rumah Perubahan 2.0, Kompleks Duta Merlin Blok C-17, Jakarta, Selasa (17/7/2012).

Siti melihat, adanya black campaign yang berkembang di Pilkada tidak mendidik masyarakat. Diketahui tak jarang isu yang menyudutkan pasangan calon tertentu yang bernuansa SARA, seperti etnis dan agama.

Pilkada akan mengerucut kepada dua pasangan, yaitu Jokowi-Ahok dan Foke-Nara di putaran kedua nanti. Siti menyarankan para kandidat berani "menelanjangi" diri mereka sendiri sehingga tidak berkembang rumor yang negatif di masyarakat.

"Menurut saya dengan cara menelanjangi, dimulai dari siapa sebetulnya calon tersebut? Apa kelebihan dan kekurangannya? Membawa sisi positif sehingga nggak ada rumor di masyarakat," tuturnya.

Selain para kandidat yang berani menelanjangi diri mereka masing-masing, masyarakat juga harus memiliki keberanian menelanjangi dan kritis terhadap kandidatnya. "Hal ini dilakukan supaya tidak ada dusta di antara mereka, dan supaya juga nggak ada dusta terhadap publik," kata Siti.

Seperti diketahui, pasangan Jokowi-Ahok sempat menjadi sasaran kampaye hitam yang menyudutkan mereka, terkait isu agama yang menyerang mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com