Jakarta, Kompas -
Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali, di Jakarta, menyampaikan hal itu kepada pers, Jumat (20/7).
”Bagi PPP, sosok Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli memiliki kapasitas untuk membangun Jakarta menjadi lebih baik lagi. Dengan perjalanan periode pertama, Fauzi Bowo mempunyai pengalaman, baik dari sisi kelebihannya dan prestasinya maupun kekurangannya, dalam arti masih banyak masalah yang harus diselesaikan. Mereka yang sudah berpengalaman jika ada kekurangan tentu tidak akan diulangi,” kata Suryadharma Ali.
Pada pilkada 11 Juli lalu, PPP bersama Partai Golkar mengajukan pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono. Pasangan Alex-Nono memperoleh 4,67 persen suara sah dan menempati peringkat kelima dari enam pasangan calon.
Pilkada DKI putaran pertama dimenangi pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama dengan perolehan suara 42,60 persen, dan di urutan kedua pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dengan 34,05 persen.
Dengan adanya sikap ini, PPP menjadi partai pertama yang sudah secara tegas menyatakan pengalihan dukungannya setelah kandidat yang diusungnya gugur di putaran pertama. Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera belum mengumumkan sikapnya.
E-KTP
Sementara itu, terkait penyelenggaraan pilkada DKI, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengingatkan Komisi Pemilihan umum DKI Jakarta agar bisa menggunakan data perekaman KTP elektronik untuk membenahi daftar pemilih tetap (DPT) di putaran kedua.
Sejauh ini, data program KTP elektronik di DKI sudah mencapai 5,6 juta warga. Bila DPT Pilkada DKI Jakarta hampir 7 juta pemilih, selisihnya sekitar 1,4 juta penduduk tinggal dibagi per kota, kecamatan, kelurahan, untuk diverifikasi. KPU DKI dan jajaran hanya memverifikasi data pemilih yang belum merekam data pembuatan KTP elektronik.
Gamawan menegaskan, Kemendagri siap memberikan data hasil rekam data KTP elektronik. Namun, KPU harus meminta kepada Kemendagri secara resmi.(LOK/DIK/INA)