Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan Setujui Tambahan 7.000 Ton Daging Sapi

Kompas.com - 25/07/2012, 09:03 WIB
Dimasyq Ozal

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian RI menyetujui penambahan 7.000 ton daging sapi khusus untuk keperluan industri pada tahun 2012. Ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri daging olahan domestik yang mencapai 1.500 ton per bulan.

"Tapi itu untuk industri pengolahan, seperti nugget, sosis, bakso, bukan untuk konsumsi masyarakat. Yang menjadi kekurangan kita adalah kebutuhan satu jenis daging khusus yang tidak bisa disediakan oleh dalam negeri," ujar Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Syukur Iwantoro di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa ( 24/7/2012 ).

Ia menjelaskan, industri seperti itu membutuhkan daging khusus yang kadar lemak atau tetelan yang menempel pada daging lebih sedikit dari dagingnya sendiri. Sementara, pasokan daging lokal, dinilai belum mampu menyediakan jenis daging tersebut.

"Yang dibutuhkan industri yakni jenis CL-85 dan CL-65. CL-85. Ini artinya dagingnya 85 persen, sementara lemaknya 15 persen. Begitupun juga dengan jenis CL-65," jelasnya.

Ia menyebutkan, dari hasil perhitungan yang dilakukan pihaknya, pasar domestik hanya mampu menghasilkan 100 ton per bulan, jauh dari kebutuhan industri yang mencapai 1.500 ton per bulan.

Ia menambahkan, perhitungan tersebut berdasarkan dari hasil diskusi antara pemerintah dengan para pelaku bisnis yang punya kaitannya dengan daging sapi untuk industri. "Di hari puasa ini harga daging konsumsi masih stabil sekitar Rp 78.000-Rp79.000. Kalau kita rinci jenisnya. Untuk harga daging kualitas bagus (rendah tetelan dan lemak) harganya sekitar Rp 85.000-Rp 89.000, kualitas kedua sekitar Rp 75.000-Rp 80.000. Tetelan Rp 51.000-Rp 55.000," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com