Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peremajaan Rusun Tambora Lebih Hemat

Kompas.com - 10/08/2012, 17:29 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perumahan dan Gedung Provinsi DKI Jakarta berencana merevitalisasi rumah susun di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Peremajaan bangunan dinilai lebih hemat dibanding harus merehabilitasi bangunan.

Kepala Dinas Perumahan dan Gedung DKI Jakarta Novizal mengatakan bahwa sebenarnya rumah susun di kawasan Tambora itu sudah cukup tua karena dibangun sejak tahun 1984. Kapasitasnya pun tidak layak untuk hunian. "Jadi tipe yang saat ini hanya 18 meter persegi, maka dari itu akan diperbaiki sesuai dengan undang-undang dengan tipe minimum 36 meter persegi," kata Novizal, Jumat (10/8/2012), di Jakarta Pusat.

Ia menjelaskan bahwa selama ini penghuni rumah susun Tambora terpaksa meletakkan perabotnya di luar rumah, yaitu di sepanjang selasar rumah susun. Hal itu dilakukan karena kondisi ruangan dalam yang cukup sempit. Bahkan untuk menjemur baju juga terpaksa di dinding depan kamar karena tidak ada tempat. "Plafonnya juga ikut rusak karena sering disalahgunakan, padahal di bagian atas itu tempat kabel dan utilitas," ujar Novizal.

Tidak hanya itu, dinding luar bangunan juga sebagian sudah berlumut. Meski sudah dibersihkan berulang kali, lumut tetap kembali menempel pada dinding bangunan khususnya dekat kamar mandi.

Dinas Perumahan dan Gedung DKI Jakarta berencana membongkar dan merevitalisasi empat blok rumah susun di Jalan Angke Jaya tersebut. Awalnya hanya akan direhabilitasi, tetapi biayanya jauh lebih mahal daripada revitalisasi total. Biaya mahal ini, kata Novizal, dikarenakan adanya pembebasan lahan untuk menutup jumlah unit rumah susun. Jumlah rumah susun saat ini sebanyak 489 unit dengan tipe 18 meter persegi. Jika direhabilitasi menjadi tipe 36 meter persegi per unit, maka hanya didapat 234 unit. "Sisanya kan harus dipikirkan dan dibangun yang baru. Itu butuh pembebasan lahan dan itu cukup sulit," jelas Novizal.

Oleh karena itu, Dinas Perumahan dan Gedung DKI Jakarta memilih untuk merenovasi total dengan membongkarnya dan membangun yang baru. Ia menjelaskan, cara ini menelan biaya lebih murah karena tidak perlu melakukan pembebasan lahan seluas dua hektar. Ia mengatakan, rencana rehabilitasi dengan pembebasan lahan akan memakan biaya hingga Rp 288 miliar, sedangkan peremajaan bangunan hanya membutuhkan dana Rp 180 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com