Hindari Lawan dalam Tawuran, Jasuli Tewas Disambar Kereta

Pengumpulan dana kematian menggema di SMP Negeri 6, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (30/8).

Dana akan diserahkan kepada keluarga Jasuli (16), siswa kelas IX bernomor induk 15916, yang tewas disambar commuter line di Stasiun Buaran, Klender, Rabu (29/8) pukul 15.00.

Jasuli tewas ditabrak kereta saat melarikan diri dari kejaran sekelompok pelajar berkemeja putih dan bercelana biru tua atau diduga kuat pelajar SMP. Jasuli yang saat itu berseragam pramuka berlari sendiri.

Tidak ada siswa berseragam pramuka yang berlari bersama korban. ”Kami menduga Jasuli sendiri terlibat dalam tawuran di dekat stasiun,” kata Wakil Kepala SMP Negeri 6 Maman Sulaeman.

Namun, dengan kelompok apa Jasuli bergabung, menurut Maman, belum diketahui. ”Kami yakin siswa kami tidak pernah punya musuh, tetapi jika ikut dalam tawuran kami mengakui,” katanya.

SMP Negeri 6 jaraknya tidak sampai satu kilometer dari rel kereta api Jakarta-Bekasi. Di kawasan rel di dekat Stasiun Buaran, kata Maman, memang sering menjadi arena tawuran antar-pelajar, bahkan antarwarga. Lokasi juga menjadi jalur pergi dan pulang siswa SMP Negeri 6, terutama siswa yang memakai bus dan kereta.

Karena dekat dengan arena tawuran, guru-guru SMP Negeri 6 kerap meguntit siswa kelas XI yang pulang selepas pukul 12.30. Saat mendapati siswa nongkrong di arena tawuran, guru memaksa siswa pulang.

”Memang beberapa kali siswa kami tertangkap petugas saat membubarkan tawuran,” kata Maman. Namun, siswa ternyata tertangkap bukan akibat terlibat, melainkan sekadar nonton.

Untuk itu, terkait kematian Jasuli, SMP Negeri 6 merasa amat prihatin. Siswa-siswa akan diingatkan terus-menerus agar tidak terlibat dalam tawuran. Meskipun sekadar menonton, siswa akan dilarang guna menghindari kejadian yang dialami Jasuli berulang.

Pindah jalur