Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panwaslu Akan Panggil Biro Iklan soal Jokowi

Kompas.com - 03/09/2012, 21:42 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Panitia Pengawas Pemilu DKI Jakarta Ramdansyah mengatakan akan memanggil biro iklan salah satu pasangan calon gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama. Iklan di televisi itu dipermasalahkan karena dianggap iklan kampanye di luar jadwal yang ditentukan.

"Kita lihat lagi, beberapa media buyer biro iklan akan kami panggil. Kami sudah mendapat nama dan kontak, maupun lembaga penyiaran yang menayangkan ini. Biro iklan yang mengontrak televisi untuk penayangan iklan akan dipanggil untuk pemeriksaaan hari Rabu atau Kamis besok. Jumat mungkin lembaga penyiaran," kata Ramdansyah di Kantor Panwaslu DKI, Jakarta, Senin, (3/9/2012).

Ramdansyah mengatakan, pada saat pertemuan tertutup dengan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) sebagai asosiasi yang memasang iklan tersebut, APPSI tidak mengetahui jadwal kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta putaran kedua pada 14-16 September 2012. Putaran kedua Pilkada DKI Jakarta berlangsung pada 20 September.

"Kawan-kawan dari APPSI bilang tidak tahu jadwal kampanye. Kami akan merekonstruksi ini secara benar. Masih ada kekurangan informasi soal jadwal kampanye. Pernyataan dari biro iklannya, harus kita cross check semua. Jangan dari satu pihak saja," kata Ramdansyah.

Ia mengatakan, untuk mencegah hal ini terulang kembali, Panwaslu bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta akan menandatangani surat edaran bersama putaran kedua dengan menggandeng Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DKI Jakarta. Selama dalam proses penanganan masalah ini, Panwaslu DKI sudah memanggil dua tim pasangan calon gubernur DKI pada Kamis (30/8/2012) lalu.

Ketua Umum APPSI Prabowo Subianto, yang tampil dalam iklan tersebut, semestinya dijadwalkan memenuhi panggilan Panwaslu pada Sabtu (1/9/2012) pekan lalu. Akan tetapi, Prabowo berhalangan hadir sehingga dijadwalkan ulang pada hari ini, Senin (3/9/2012). Hari ini Prabowo kembali mangkir karena sedang tidak berada di Indonesia.

"Secara formal kita akan panggil pihak terkait, sementara itu kita akan meminta Komisi Penyiaran daerah agar stasiun televisi untuk tidak menyiarkan dulu materi yang dipermasalahkan karena diduga melanggar P3 SPS. Menurut SK KPU DKI nomor 13 Tahun 2011, kampanye putaran kedua itu baru dimulai tanggal 14,15, dan 16 September 2012 mendatang. Itupun hanya berupa penajaman visi dan misi," ujarnya.

Permasalahan ini bermula dari laporan tim advokasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Tim tersebut melaporkan adanya iklan kampanye di luar jadwal pasangan calon Jokowi-Basuki. Iklan tersebut sudah disiarkan oleh beberapa stasiun televisi swasta.

Tim Foke-Nara selanjutnya menyebutkan bahwa iklan tersebut tidak gentle karena mendompleng Asosiasi Pedagang Pasar. Tim Foke-Naara juga memberikan, barang bukti berupa rekaman dalam bentuk DVD iklan di beberapa stasiun televisi swasta.

Iklan itu disiarkan oleh Trans7, MetroTV, TVOne, dan TransTV serentak pada 27 Agustus 2012. Terdapat dua versi iklan Jokowi-Basuki yang sudah tayang di televisi. Salah satu versi iklan itu menampilkan Prabowo sebagai Ketua Umum APPSI.

Dalam iklan itu, terdengar narasi oleh Prabowo yang mengatakan, "Saya Prabowo Subianto, Ketua APPSI. Para pedagang kecil, pekerja, kaum ibu adalah tulang punggung ekonomi Jakarta dan Indonesia. Namun, hidup mereka semakin berat harga pangan dan bahan bakar terus meningkat, dan ketika pedagang tradisional susah menjual barangnya, barang dagangannya terjangkau, mereka terusir hypermarket. Oleh karena itu, pedagang pasar dan seluruh warga Jakarta butuh pemimpin tegas seperti Joko Widodo. Di Solo, Jokowi membangun sebuah pusat perdagangan baru untuk menyelamatkan lapangan pekerjaan bagi pedagang kecil dan membantu mereka mendapatkan penghasilan. Saya Prabowo Subianto memilih Jokowi-Basuki untuk Jakarta yang lebih baik."

Sementara itu, dalam versi lain tampak gambar Joko Widodo menggunakan baju kotak-kotak dan para pedagang pasar. Dalam narasi itu disebutkan: "20 September, masyarakat Jakarta punya dua pilihan. Ada Jakarta dalam lima tahun lalu banjir, kurangnya fasilitas kesehatan, dan harga meningkat. Atau, kita dapat membangun Jakarta yang baru dengan Jokowi. Jokowi sudah membuktikan bahwa ia mampu memperbaiki lalu lintas, menciptakan lapangan kerja, dan menyediakan fasilitas kesehatan yang terjangkau. Mari kita bangun Jakarta yang baru dan pemimpin yang dapat kita percaya membuat perubahan. Jokowi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com