Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APPSI: Dana Iklan Jokowi dari Saweran Anggota

Kompas.com - 03/09/2012, 23:12 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Harian Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Supriyatno mengatakan, biaya iklan APPSI yang menyebutkan dukungan kepada Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama mencapai Rp 200 juta untuk masa tayang selama dua hari. Dana untuk membiayai iklan itu diperoleh secara patungan dari para anggota APPSI.

"Tarif iklan di empat stasiun swasta itu mencapai Rp 200 juta untuk masa tayang dua hari. Iklan itu saweran seluruh anggota. APPSI sendiri membawahi sebanyak 13.450 pasar seluruh indonesia dengan 12,6 juta pedagang," kata Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPR RI tersebut di Jakarta, Senin, (3/9/2012).

Iklan itu kemudian dipermasalahkan oleh tim pendukung Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli karena materinya dianggap sebagai kampanye di luar jadwal yang ditentukan. Namun, Supriyatno menegaskan bahwa pihaknya tidak melakukan pelanggaran kampanye. Ia sama sekali tidak tahu mengenai jadwal kampanye putaran kedua pemilihan kepala daerah DKI Jakarta yang semestinya berlangsung pada 14-16 September 2012.

"Kami tidak mendeskreditkan, tidak black campaign. Ini adalah orang yang punya track record yang baik yang memiliki track record nyata. Kami harapkan orang seperti ini (Jokowi) yang memimpin Jakarta," kata Supriyatno yang baru menjabat sebagai Ketua Harian APPSI selama dua pekan.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Daerah Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik mengatakan, tidak ada unsur kampanye yang terpenuhi dalam dua iklan itu. "Unsur penyelenggaranya tidak terpenuhi. Penyelenggara iklan itu juga APPSI, bukan tim sukses," kata Taufik.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2009 yang direvisi menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2010 dan SK KPU Nomor 13 tahun 2011, materi kampanye terdiri dari adanya visi/misi calon, ajakan memilih calon tertentu, dilakukan oleh pasangan calon atau tim suksesnya, dan pada saat masa kampanye berlangsung. Taufik mengatakan, kehadirannya dalam memberikan klarifikasi di Panitia Pengawas Pemilu DKI Jakarta itu untuk mengantarkan anggota APPSI yang menggantikan Prabowo Subianto selaku Ketua Umum APPSI.

"Mereka enggak tahu jalan, jadi saya cuma mengantarkan," kata Taufik yang juga hadir dalam pemeriksaan tertutup itu.

Selama dalam proses penanganan masalah ini, Panwaslu sudah memanggil dua tim pasangan calon gubernur DKI Jakarta pada Kamis (30/8/2012) lalu. Pada Sabtu (1/9/2012), seharusnya Ketua Umum APPSI Prabowo Subianto dijadwalkan untuk memenuhi panggilan Panwaslu. Akan tetapi, Prabowo berhalangan hadir sehingga pemanggilan dijadwalkan ulang pada hari ini, Senin (3/9/2012). Prabowo kembali mangkir karena sedang tidak berada di Indonesia.

"Secara formal kita akan panggil pihak terkait, sementara itu kita akan meminta Komisi Penyiaran daerah agar stasiun televisi untuk tidak menyiarkan dulu materi yang dipermasalahkan karena diduga melanggar P3 SPS. Menurut SK KPU DKI nomor 13 Tahun 2011, kampanye putaran kedua itu baru dimulai tanggal 14,15, dan 16 September 2012 mendatang. Itupun hanya berupa penajaman visi dan misi," ujarnya.

Permasalahan ini bermula dari laporan tim advokasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Tim tersebut melaporkan adanya iklan kampanye di luar jadwal pasangan calon Jokowi-Basuki. Iklan tersebut sudah disiarkan oleh beberapa stasiun televisi swasta.

Tim Foke-Nara selanjutnya menyebutkan bahwa iklan tersebut tidak gentle karena mendompleng Asosiasi Pedagang Pasar. Tim Foke-Naara juga memberikan, barang bukti berupa rekaman dalam bentuk DVD iklan di beberapa stasiun televisi swasta.

Iklan itu disiarkan oleh Trans7, MetroTV, TVOne, dan TransTV serentak pada 27 Agustus 2012. Terdapat dua versi iklan Jokowi-Basuki yang sudah tayang di televisi. Salah satu versi iklan itu menampilkan Prabowo sebagai Ketua Umum APPSI.

Dalam iklan itu, terdengar narasi oleh Prabowo yang mengatakan, "Saya Prabowo Subianto, Ketua APPSI. Para pedagang kecil, pekerja, kaum ibu adalah tulang punggung ekonomi Jakarta dan Indonesia. Namun, hidup mereka semakin berat harga pangan dan bahan bakar terus meningkat, dan ketika pedagang tradisional susah menjual barangnya, barang dagangannya terjangkau, mereka terusir hypermarket. Oleh karena itu, pedagang pasar dan seluruh warga Jakarta butuh pemimpin tegas seperti Joko Widodo. Di Solo, Jokowi membangun sebuah pusat perdagangan baru untuk menyelamatkan lapangan pekerjaan bagi pedagang kecil dan membantu mereka mendapatkan penghasilan. Saya Prabowo Subianto memilih Jokowi-Basuki untuk Jakarta yang lebih baik."

Sementara itu, dalam versi lain tampak gambar Joko Widodo menggunakan baju kotak-kotak dan para pedagang pasar. Dalam narasi itu disebutkan: "20 September, masyarakat Jakarta punya dua pilihan. Ada Jakarta dalam lima tahun lalu banjir, kurangnya fasilitas kesehatan, dan harga meningkat. Atau, kita dapat membangun Jakarta yang baru dengan Jokowi. Jokowi sudah membuktikan bahwa ia mampu memperbaiki lalu lintas, menciptakan lapangan kerja, dan menyediakan fasilitas kesehatan yang terjangkau. Mari kita bangun Jakarta yang baru dan pemimpin yang dapat kita percaya membuat perubahan. Jokowi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com