Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SD Negeri 23 Laporkan Kekerasan oleh Guru

Kompas.com - 05/09/2012, 01:09 WIB
Galih Prasetyo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tindak kekerasan oleh guru terhadap siswanya kembali terjadi. Kali ini seorang guru berinisial Rh di SD Negeri 23 Tugu Utara, Jalan Keramat Jaya, Kompleks Perla, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, dilaporkan karena melakukan tindakan kasar terhadap siswa-siswinya.

Salah satu murid yang menjadi korban kekerasan Rh itu bernama Siti Maisaroh (8). Siswi kelas III SD Negeri 23 itu merasa ketakutan dengan perlakuan kasar dari wali kelasnya tersebut. Sejak Senin (3/9/2012) lalu Maisa bahkkan tak berani berangkat ke sekolah karena merasa trauma dengan hukuman yang diterimanya dari Rh pada Jumat (31/8/2012) pekan lalu.

Kepada Kompas.com, Maisa bercerita bahwa hukuman itu diterimanya karena ia dinilai tidak mengerjakan PR mata pelajaran IPA. Rh menyuruhnya mengerjakan ulang PR tersebut di sekolah. Tidak hanya itu, Maisa bahkan mengaku dipukul sekitar pukul 10.00 WIB.

"Saya dipukul gara-gara dianggap enggak mengerjakan PR IPA, padahal sudah mengerjakan PR-nya. Karena hari itu tidak ada pelajaran IPA, jadi ketinggalan di rumah," kata Maisa saat ditemui Kompas.com, Selasa (4/9/2012) di Jakarta.

Setelah PR dikembalikan kepada siswa, Maisa mendapatkan nilai nol meskipun sejumlah jawabannya benar. Angka nol itu ditulis sangat besar di halaman buku dan dibuat seolah menyerupai gambar wajah orang dengan dua mata dan hidung mirip angka enam. Di bawah nilai itu ditulis, "Tolong di ulang kembali di rumah!"

Maisa menuturkan, selain dia, teman-temannya juga kerap menjadi korban kekerasan ibu gurunya. Ia mengatakan, ada siswa kelas IV yang ditampar pipinya hingga berdarah. Buku milik Ajeng, teman Maisa, juga dirobek oleh guru yang sama. Ajeng juga dipukul dan bukunya dilempar. Hukuman itu diberikan karena Ajeng dianggap mencampur catatan dan latihan dalam satu buku. "Ajeng disetrap sama bukunya dirobek. Ajeng juga dipukul kepalanya," ujar Maisa.

Menurut Siti Hanifah (36), ibu Maisa, peristiwa tersebut diketahui ayah Maisa saat berniat menjemput anaknya. Saat itu Maisa sedang dimaki-maki oleh Rh. "Anak saya saat itu sedang dimaki-maki dengan perkataan bodoh, goblok, oleh gurunya," ujar Hanifah.

Perlakuan ini bukan yang kali pertama. Hampir semua murid, terutama dari kelas III hingga VI, pernah mengalami perlakuan kasar tersebut. Hanya saja, anak didik takut mengungkapkannya kepada orang lain.

Mengetahui kejadian yang menimpa sang anak, Hanifah tidak tinggal diam. Satu hari setelah kejadian, Sabtu (1/9/2012), dia mendatangi Rh di sekolah. Saat itu Rh berkelit dan tidak mengakui perlakuannya.

Hanifah kemudian mengumpulkan dukungan dengan cara meminta tanda tangan teman-teman Maisa yang pernah menjadi korban tindakan kasar Rh. Ternyata tak sedikit yang mengalami kekerasan, mulai dari diketuk, ditampar, dimaki, atau bukunya dirobek-robek.

Hanifah dan Maisa mengatakan, kekerasan yang dilakukan Rh itu dilakukan terhadap siswa dinilai melakukan kesalahan, seperti tidak mengerjakan PR atau salah dalam mengikuti pelajaran. "Saya menginginkan Bu Rh tidak mengajar di sekolah itu lagi," ujar Hanifah.

Hanifah pernah mengadu kepada Kepala SD Negeri 23, tetapi tidak mendapatkan jawaban memuaskan. Otoritas sekolah mengatakan akan membina semua guru.

Sementara itu, Kepala Suku Dinas Pendidikan Dasar Jakarta Utara, Dian Ardian, berjanji akan menindaklanjuti informasi dari orangtua siswa tersebut dengan mendatangi sekolah bersangkutan paling lambat pada lusa atau Kamis (6/9/2012). "Saya akan telusuri dulu apakah perlakuan semacam ini baru-baru ini saja sudah lama terjadi. Besok atau lusa mau ke sekolah itu bertemu kepala sekolah. Apabila benar adanya, yang bersangkutan (Rh) akan dikenakan sanksi moral dan teguran keras," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com