Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Rohani: Saya Hanya Ingin Didik Anak Disiplin

Kompas.com - 05/09/2012, 18:15 WIB
Galih Prasetyo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rohani (53), wali kelas III SDN 23 Tugu Utara Pagi, Jakarta Utara, membantah semua tuduhan yang menyebutkan dirinya kerap melakukan kekerasan terhadap peserta didiknya. Ditemani Kepala Sekolah, Rohani menyampaikan pembelaannya pascalaporan dari orangtua murid kelas III, Siti Maisaroh (8) yang mengaku mengalami tindak kekerasan oleh Rohani.

Guru yang sudah mengabdi selama 30 tahun itu menegaskan bahwa dirinya tidak pernah melakukan aksi kekerasan terhadap anak didik. Hanya saj, Rohani mengakui karakternya yang cenderung keras dan tegas dalam bertutur. Dia menduga sikap inilah yang salah dipahami sehingga banyak murid menilainya galak.

"Apabila ada yang mengatakan saya melakukan kekerasan terhadap anak didik, hal itu tidak benar. Saya memang keras dan tegas dalam berbicara. Barangkali sikap demikian yang diartikan galak oleh anak-anak," kata Rohani di SDN 23 Tugu Utara Pagi, Jakarta Utara, yang berlokasi di Jalan Keramat Jaya Komplek Perla, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Jumat (5/9/2012) siang.

Rohani yang merupakan warga Bekasi lalu menuturkan kronologis tindakannya yang dinilai sebagai tindak kekerasan. Cerita bermula ketika dia memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada anak didiknya saat libur Lebaran. Dia memberikan tugas mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) kepada siswa kelas III yang mesti dikumpulkan, Rabu (29/8/2012) lalu.

Saat waktu pengumpulan tiba, ada 13 dari 45 siswa yang diketahui tidak mengerjakan PR, termasuk Maisa. Rohani lalu menyuruh 13 siswa tersebut untuk mengerjakan PR yang harus dikumpulkan paling lambat pukul 12.00 WIB atau tepat pulang sekolah. Para murid tak berhasil menyelesaikannya dan dia meminta siswa melanjutkan di rumah dengan syarat PR harus bisa dikumpulkan pada hari Jumat (31/8/2012).

Di hari itu, menurut Rohani, Maisa tak juga merampungkan PR-nya. Sementara itu, Maisa mengaku dimaki-maki dan dipukul dengan menggunakan buku oleh Rohani padahal Maisa sudah mengerjakan PR-nya. Karena di hari itu tak ada pelajaran IPA, Maisa mengatakan bukunya tertinggal di rumah. Peristiwa tersebut kebetulan disaksikan Ariyanto (38), ayah Maisa, yang datang ingin memastikan perilaku kasar guru Rohani. Sebelumnya, Ariyanto mendengar keluhan dari anaknya bahwa Rohani kerap melakukan kekerasan.

"Saya hanya memukul Maisa menggunakan buku. Lebih tepatnya menyentuh. Sambil saya bilang ke Maisa, agar jangan mengulangi lagi. Tujuan saya tidak ada yang lain. Hanya ingin mendidik anak agar lebih disiplin dan bertanggung jawab," ujar Rohani.

Barulah pada hari Sabtu (1/9/2012), Rohani mengaku didatangi Siti Hanifah, ibu Maisa. Rohani mengaku dimarahi. Kepada Siti Hanifah, Rohani menampik tuduhan melakukan kekerasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com