Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Memukul Murid, Guru Rh Membantah

Kompas.com - 05/09/2012, 18:45 WIB
Galih Prasetyo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Rh (58), wali kelas III SD Negeri 23 Tugu Utara Pagi, Jakarta Utara, membantah bahwa dirinya kerap melakukan kekerasan terhadap anak didiknya. Ia memang memberikan hukuman kepada siswa-siswinya dengan tujuan mendidik rasa disiplin siswa.

Rh diadukan oleh orangtua siswanya karena dianggap melakukan tindakan kasar terhadap murid-muridnya yang berbuat kesalahan. Salah satu murid kelas III bernama Siti Maisaroh (8) mengaku dipukul oleh Rh karena tidak membawa pekerjaan rumahnya. Akibatnya, gadis kecil itu tidak berani berangkat sekolah sejak Senin (3/9/2012).

Orangtua Maisa sudah mengadukan masalah tersebut kepada Kepala SD Negeri 23, Sabtu (1/9/2012). Saat datang ke sekolah, orangtua Maisa juga bertemu dengan Rh dan mempermasalahkan hal tersebut. Namun, Rh bersikukuh bahwa ia tidak pernah melakukan aksi kekerasan terhadap anak didik.

"Apabila ada yang mengatakan saya melakukan kekerasan terhadap anak didik, hal itu tidak benar. Saya memang keras dan tegas dalam berbicara. Barangkali sikap demikian yang diartikan galak oleh anak-anak," kata Rh saat ditemui di SD Negeri 23, Jalan Keramat Jaya, Kompleks Perla, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Rabu (5/9/2012) siang.

Terkait dengan hukuman yang diberikannya kepada Maisa, Rh mengatakan bahwa hal itu bermula ketika ia memberikan PR selama libur Lebaran. Dia memberikan tugas kepada siswa kelas III, sebut saja mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan harus dikumpulkan pada Rabu (29/8/2012) lalu. Namun, dari 45 siswa kelas III, ada 13 orang termasuk Maisa yang tidak mengerjakan PR.

Rh kemudian menghukum ke-13 siswa tersebut untuk mengerjakan PR di sekolah dan harus dikumpulkan pada pukul 12.00 WIB atau tepat pulang sekolah. Namun, para murid tidak berhasil menyelesaikannya tepat waktu. Rh meminta siswa melanjutkan di rumah dengan syarat pada Jumat (31/8/2012) mesti selesai dan terkumpul.

Pada hari itulah, Maisa mengaku dimaki-maki dan dipukul dengan menggunakan buku oleh Rh meskipun ia sudah mengerjakan PR yang dimaksud. Karena hari itu tidak ada pelajaran IPA, maka PR itu ditinggal di rumah.

Peristiwa tersebut kebetulan disaksikan Ariyanto (38), ayah Maisa, yang kebetulan ingin menjemput anaknya. Dia sengaja menjemput sambil memastikan apakah benar guru Rh kerap berlaku kasar terhadap murid. Sebab sebelumnya, Ariyanto mendengar keluhan dari anaknya bahwa Rh melakukan kekerasan.

"Saya hanya memukul Maisa menggunakan buku. Lebih tepatnya menyentuh, sambil saya bilang ke Maisa agar jangan mengulangi lagi. Tujuan saya tidak ada yang lain. Hanya ingin mendidik anak agar lebih disiplin dan bertanggung jawab," ujar Rh.

Pada Sabtu (1/9/2012), Rh mengaku didatangi Siti Hanifah, ibu Maisa. Rh mengaku dimarahi. Tetapi, guru yang sudah mengajar selama 30 tahun itu menyatakan bahwa dirinya tidak melakukan kekerasan. Hanya demi kepentingan anak agar lebih disiplin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com