Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thorik Diduga Terkait Kelompok Solo

Kompas.com - 06/09/2012, 14:34 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penemuan bahan-bahan peledak di kamar Muhamad Thorik (32) menggegerkan warga Tambora, Jakarta Barat. Dari hasil penelusuri bukti-bukti yang didapat kepolisian di lokasi kejadian, Thorik diduga terkait dengan Muchsin, Bayu, Farhan, dan Firman yang masuk dalam kelompok Solo.

"Dari keterangan yang diperoleh, memang ada kaitan dengan Solo, Depok (penangkapan Firman), dan Tambora (penemuan bom rakitan milik Thorik)," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Kamis (6/9/2012), di Mapolda Metro Jaya.

Rikwanto menuturkan, ada benang merah di antara mereka. Namun, tim Densus 88 Antiteror nantinya yang akan mengungkap apa benang merahnya.

Kendati memiliki benang merah, polisi masih belum bisa mengetahui bagaimana peranan, posisi, atau struktur di antara para terduga teroris yang ditangkap dalam jangka waktu berdekatan ini.

"Memang ada info poros Poso-Solo-Jakarta, namun masih dicari. Pihak yang berkompeten dalam hal ini Densus 88, termasuk apa yang menjadi target sasaran mereka," kata Rikwanto.

Diberitakan sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri melakukan penggerebekan dan penangkapan terduga teroris di Jalan Veteran, Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (31/8/2012) malam. Dua orang terduga teroris tewas di tempat, yakni Farhan dan Muchlis. Sementara seorang anggota Densus 88 turut gugur dalam tugasnya bernama Bripda Suherman. Satu orang terduga teroris lainnya, yakni Bayu, ditangkap di Karanganyar, Jawa Tengah.

Pada Rabu (5/9/2012) pagi, tim Densus 88 kembali menggerebek sebuah rumah di Taman Anyelir 2, Cilodong, Depok, Jawa Barat. Di sana, petugas menciduk Firman yang masih terkait dengan kelompok di Solo. Kelompok ini merupakan kelompok terorisme yang pernah bergabung dan melakukan latihan militer bersama Abu Sayaf di Mindanao, Filipina. Mereka kemudian masuk ke Indonesia dan melakukan aksi teror ke sejumlah pos kepolisian pada bulan Agustus 2012.

Ada tiga aksi teror di Solo yang melibatkan kelompok ini, termasuk penembakan pos polisi Singosaren, Jawa Tengah, yang menyebabkan Bripka Dwi Data Subekti meninggal dunia akibat luka tembak di bagian dada.

Belum lagi penelusuran terhadap kelompok ini selesai, sebuah benda yamg diduga bom rakitan setengah jadi ditemukan di jalan Teratai VII, RT 02 RW 04, Kelurahan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, pukul 14.30 WIB. Benda itu ditemukan di dalam rumah milik Ibu Iyot (60). Penemuan benda diduga bom rakitan ini bermula dari kecurigaan masyarakat sekitar melihat ada kepulan asap dari rumah Iyot.

Awalnya, warga menyangka ada kebakaran. Warga sekitar lalu mendatangi rumah tersebut dan mendapati benda itu yang diduga dimilik Muhamad Thorik (32), putra Iyot. Saat warga mendekat, Thorik justru kabur dengan masih mengenakan sarungnya ke arah Jembatan Lima.

Tim Gegana langsung mengamankan benda berbahaya itu untuk diteliti lebih lanjut. Di lokasi, aparat kepolisian juga menemukan lembaran pembuatan racun, detonator, bahan-bahan kimia yang diduga black powder, belerang, sejumlah paku, dan lima buah pipa paralon yang berisi paku di kamar Thorik. Belum diketahui pasti tujuan Thorik memiliki bahan-bahan peledak ini.

Thorik merupakan salah seorang warga yang masuk dalam pantauan kepolisian. Menurut Kapolres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Suntana, Thorik juga ikut terlibat dalam kelompok radikal yang dipantau kepolisian. Warga pun kerap melihat rumah Thorik didatangi pria-pria berjanggut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com