Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Para Pelaku Teror di Depok

Kompas.com - 11/09/2012, 10:43 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kota Depok belakangan ini dikejutkan dengan serangkaian penangkapan pelaku terduga teroris bernama Firman di kawasan Sukmajaya, Depok, dan peristiwa meledaknya bom rakitan di sebuah rumah petak yang dijadikan Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara, Jalan Nusantara, Beji, Depok. Dua peristiwa yang terjadi di tengah lingkungan perumahan itu sontak membuat warga terkejut.

Namun, jika menilik jejak terorisme di kota belimbing itu, ternyata ada banyak pelaku teror yang bersembunyi dan beraktivitas di Kota Depok.

Masih ingat akan kasus bom Cimanggis? Kasus bom Cimanggis ini terjadi pada 21 Maret 2004. Ketika itu, sebuah bom rakitan meledak di dalam rumah kontrakan di Jalan Bhakti, Sukamaju, Cimanggis, Depok. Di dalam rumah itu ternyata ada sembilan orang pria yang tengah meracik bom, tetapi entah bagaimana bom justru meledak di saat yang tak diinginkan.

Suara ledakan mengagetkan warga yang tengah melakukan pengajian di situ. Sembilan orang anggota kelompok Cimanggis telah dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara.

Kepada aparat hukum, mereka mengaku murid dari Haji Oman Rochman alias Aman Abdurachman bin Ade Sudarma (32), yang pada 2 Mei 2005 dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara. Saat bebas, Oman kembali masuk bui lantaran turut terlibat dalam pelatihan militer di Jali Juntho, Aceh.

Selanjutnya, kejadian terorisme memang tidak terjadi di Depok. Namun, justru salah seorang aparat penegak hukum di Polres Kota Depok menjadi tersangka kasus terorisme. Dia adalah Sofyan Tasauri yang dipecat dari satuan Samapta Polres Kota Depok pada tahun 2008.

Selama berkarier di kepolisian, Sofyan tak pernah mau mengucapkan janji Tribarata yang dinilainya haram. Sofyan kemudian bergabung dengan kelompok teroris dan berlatih di Aceh. Ia ditangkap pada 9 Maret 2010 di Pamulang, Jawa Barat, sesaat setelah Dulmatin tewas ditembak aparat Densus.

Seakan tak redup, Kota Depok masih kembali menjadi kota tujuan para teroris untuk bersembunyi. Pada tanggal 7 Mei 2012, Densus 88 Antiteror menangkap Ferdi di Jalan Raya Raden Saleh Studio Alam, Depok, Jawa Barat. Di rumah Ferdi itu ternyata menyimpan senjata api. Ferdi ditangkap karena menjual senjata api ke Zulkifli Lubis yang ditangkap sehari setelahnya di Jalan Mandor Samin No 59 RT 004 RW 04 Kalibaru, Sukmajaya, Depok.

Tidak hanya lingkungan perumahan, lingkungan akademisi pendidikan pun menjadi sasaran pelaku teror. Salah satunya adalah hutan rimbun yang masuk dalam kompleks Universitas Indonesia, Depok. Di sana, tim Densus menemukan senjata api yang disimpan kelompok teror.

Yang terbaru, tim Densus menangkap Firman di Perumahan Taman Anyelir 2, Kalimulya, Depok, pada Rabu (5/9/2012). Firman diduga terlibat dalam jaringan teroris kelompok Solo yang sempat menyerang Pospol Singosaren, Jawa Tengah, dan menyebabkan seorang polisi tertembak.

Di tengah penyisiran kelompok terduga teroris Solo, polisi dikejutkan dengan sebuah ledakan bom rakitan di rumah kontrakan Jalan Nusantara Raya, Beji, Depok. Satu orang yang diduga sebagai peracik bom tersebut terluka parah, sementara dua orang lainnya melarikan diri.

Satu orang yang melarikan diri yakni Thorik, yang juga terlibat dalam peristiwa kepemilikan bom rakitan di Tambora. Dia akhirnya menyerahkan diri pada Minggu (9/9/2012) sore.

Perburuan terhadap terduga pelaku teror masih terus dilakukan. Berkaca dari kasus-kasus sebelumnya, Depok masih menjadi kota transit para pelaku teror.

Lingkungan perumahan yang sepi menjadi salah satu penyebabnya. Oleh karena itu, penjagaan di wilayah Depok pun diperketat, mulai dari kompleks perumahan hingga markas kepolisian untuk mempersempit ruang gerak pelaku teror.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com