Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penculikan Bayi oleh Wanita Berseragam Perawat

Kompas.com - 17/09/2012, 14:38 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Musibah melanda pasutri muda, Jaja Nurdiansyah (31) dan Syifah Maisyatul (20). Cello Aditya, putera pertama warga Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, yang masih berusia empat hari, hilang dari pelukan.

Penculikan tersebut diduga dilakukan sindikat perdagangan bayi yang melibatkan tenaga medis rumah sakit. Pasangan suami istri muda tersebut melakukan testimoni kepada wartawan di Kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Jl TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (17/9/2012).

Pasutri yang menikah 7 Juni 2012 itu menceritakan kronologis musibah yang menimpa dirinya di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Siti Zahroh, Tambun, Bekasi, Jawa Barat.

"Saya masuk ke rumah sakit itu pertama, Rabu (12/9/2012) jam 08.00 pagi. Langsung menempati ruangan perawatan. Di situ ada suami saya, ada beberapa perawat juga. Diputuskan oleh dokter, saya operasi sesar," ujarnya.

Pukul 13.30 WIB, Syifah memasuki ruangan persalinan di rumah sakit. Tepat pukul 14.15 WIB, putera pertama yang diberi nama Cello Aditya, lahir. Proses persalinan pun selesai pukul 15.00 WIB.

Keanehan mulai dirasakan Syifah beberapa saat setelah sang bayi lahir. Ia hanya dipertemukan sesaat dengan anaknya. Perawat langsung membawa Cello kecil ke ruangan bayi.

"Karena saya masih belum kuat menyusui, jadi akhirnya dibawa ke ruangan bayi. Anehnya, suami saya bukannya disuruh ngeliat bayi, malah dianter ngurus-ngurus administrasi. Tapi pada saat itu nggak ngeh," lanjutnya.

Pasutri tersebut baru dipertemukan kembali dangan puteranya sekitar pukul 16.30 WIB untuk tidur bersama hingga pukul 21.00 WIB. Sementara, sang ayah, mengurus biaya administrasi sebesar Rp 7.100.000, ditambah biaya obat semasa perawatan sebesar Rp 250.000.

Proses pemulihan kondisi Syifah pun berakhir Sabtu (15/9/2012) siang. Saat persiapan pulang, menjadi detik-detik terakhir pertemuannya dengan sang buah hati.

Pukul 12.30 WIB, Syifah masih menggendong Cello kecil di depan pintu ruangan perawatan. Saat itu lah, ia bertemu dengan seorang ibu bernama Ucit. Ibu Ucit merupakan orang tua dari pasien bersalin, di sebelah ruang tempat Syifah dirawat.

"Saya memang baru kenal di situ. Karena saya ingin pipis, saya menitipkan sebentar ke Ibu Ucit. Pas saya sudah keluar, kata Ibu Ucit, bayinya sudah dibawa suster untuk dirawat, ya sudah saya balik lagi ke ruangan," lanjut Syifah.

Saat itu, Syifah ditemani oleh sang ibu dan suami. Kecurigaan belum muncul sampai mereka melihat beberapa suster yang ada di ruang jaga, tampak heboh berlarian pukul 13.00 WIB.

Ibu Syifah pun menanyakan kondisi tersebut ke perawat. Namun perawat menampik terjadi permasalahan. Tak sampai lima menit kemudian, perawat itu pun kembali menemui Syifah. Ia memberitahukan, Cello tak berada di ruang bayi alias hilang.

Pasutri tersebut sempat protes ke pihak rumah sakit. Namun, keduanya akhirnya memutuskan untuk melapor ke Polsek Tambun, yang berada di sebelah rumah sakit. Namun, polisi mengarahkan laporan ke Polresta Bekasi di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), pukul 19.45 WIB malam. Saat itu, pasutri tersebut turut didampingi oleh pihak rumah sakit.

"Minggu pukul 08.00 WIB, kita ngobrol sama pemilik rumah sakit, Siti Zahrohnya langsung. Dia sempat minta maaf dan bilang pihaknya dan pihak kepolisian tidak akan tinggal diam dan berusaha mencari. Meskipun dia sempat mengatakan yang menyakitkan hati kami sih," tuturnya.

Selain berjanji, sang pemilik rumah sakit sempat melakukan ancaman kepada pasutri tersebut untuk tidak memberikan pernyataan kepada siapapun, termasuk wartawan. Jika itu dilakukan, pihak rumah sakit akan menuntut Syifah dan suami serta wartawan yang meliput peristiwa tersebut.

Kini, pasutri tersebut hanya bisa pasrah atas musibah tersebut. Pihak kepolisian telah melakukan olah TKP pertama kasus tersebut. Ia berharap, pihak kepolisian serta testimoni yang dilakukannya di hadapan media masa, mampu membawa Cello Aditya, kembali ke pelukannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com