Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Foke Pimpin Peringatan Rapat Ikada Di Monas

Kompas.com - 19/09/2012, 09:48 WIB
Joe Leribun

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo menjadi inspektur upacara dalam peringatan rapat raksasa Ikada 19 September 1945 di Monumen Nasional (Monas), Rabu (19/9/2012). Turut hadir dalam acara ini, tokoh nasional Prof. Dr. Amien Rais yang akan memberikan orasi kebangsaan usai upacara.

Dalam sambutannya, Fauzi Bowo mengingatkan, rapat raksasa Ikada pada awalnya dilaksanakan untuk meneguhkan sikap Indonesia yang telah memproklamasikan kemerdekaan sebulan sebelumnya, bahwa Indonesia bukan negara boneka.

Semangat itulah yang diambil untuk dijadikan momentum membangun Kota Jakarta.

"Semangat juang rakyat dan kaum muda pada saat rapat Ikada harus menjadi motivasi bagi warga jakarta dalam mengisi kemerdekaan. Pada era global dan modern yang pemuh persaingan ini, perjuangan harus menjadi kata kunci membangun Jakarta dalam semangat kesatuan dan persatuan," tegas Fauzi Bowo.

ubernur DKI Jakarta juga mengimbau agar warga Jakarta menjaga keamanan dan kelancaran proses pilkada DKI Jakarta putaran kedua, tanggal 20 September 2012.

"Golput bukan pilihan, gunakan hak pilih sebaik-baiknya untuk memilih pemimpin yang amanah, yang mampu membawa Jakarta ke arah yang lebih baik," jelas Foke.

Dalam acara ini, sejumlah mantan pejuang, yang merupakan saksi hidup peristiwa bersejarah itu, nampak hadir di deretan kursi kehormatan.

Sebagian nampak menggunakan kursi roda, karena usia yang sudah teramat lanjut. Sementara beberapa di antara mereka memakai tongkat.

Upacara diikuti Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemprov DKI Jakarta, TNI, Polri, Satpol PP, Dinas Perhubungan, PMI, Pramuka, perwakilan pelajar di Jakarta.

Rapat Raksasa di Lapangan Ikada pertama kali digelar pada 19 September 1945. Penyelenggaraan rapat dipersiapkan dan dilaksanakan warga Jakarta dan sekitarnya yang dimotori pemuda dan mahasiswa Jakarta.

Warga saat itu menyatakan kesiapannya mempertahankan kemerdekaan RI yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Pada awalnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia direncanakan digelar di Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) , namun karena kondisi saat itu tidak memungkinkan maka pembacaan proklamasi dialihkan ke rumah di Jalan Pegangsaan (kini Jalan Proklamasi lokasi menjadi Tugu Proklamasi).

Presiden Sukarno kemudian mengganti nama Lapangan Ikada menjadi "Medan Merdeka". Dia  menginginkan rakyat Indonesia yang baru saja merdeka memiliki sesuatu simbol yang menjadi kebanggaan bangsa, sebuah monumen untuk memperingati perjuangan untuk mencapai kemerdekaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com