Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Luruskan kalau Melenceng

Kompas.com - 23/09/2012, 02:45 WIB

Jakarta, Kompas - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, meminta publik untuk terus mengawasi pemerintahannya bersama calon gubernur Joko Widodo. Ia meminta semua pihak agar mengingatkan dirinya jika memang ada yang melenceng selama menjabat nanti.

Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama unggul atas pasangan petahana Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dalam pemilihan pada 20 September.

”Kalau kami sedikit saja melenceng, tolong segera diluruskan. Melenceng 1 derajat kalau jalan 1 meter barangkali tidak kelihatan, tapi kalau 1 kilometer pasti kelihatan,” kata Basuki dalam diskusi Polemik, di Jakarta, Sabtu (22/9).

Basuki juga mengundang semua pihak yang peduli untuk ikut berpartisipasi memberikan masukan demi Jakarta yang lebih baik. ”Jika sudah ditetapkan, kami minta masukan, juga pengawasan. Kami tidak akan bosan- bosan menerima masukan,” katanya.

Ia juga menghendaki adanya monitor terhadap semua keputusan yang akan mereka buat. ”Jangan sampai kami salah melakukan eksekusi-eksekusi sehingga kami cepat memperbaikinya,” ujar Basuki.

Basuki mengatakan, ia tidak ingin dikenang sebagai wakil gubernur paling buruk dalam sejarah pemerintahan di DKI Jakarta. Untuk itu, ia bersama Joko Widodo akan bekerja keras.

Benahi mesin birokrasi

Di tempat yang sama, sejarawan Universitas Indonesia, JJ Rizal, mengatakan, pasangan Joko Widodo dan Basuki memiliki tugas berat untuk membenahi Jakarta. Salah satunya adalah membenahi mesin birokrasi.

”Birokrasi Jakarta itu sudah seperti ’mandor kawat’, kerja kendor, korupsi kuat. Ini menjadi tantangan yang harus diperbaiki,” ujarnya.

Menurut Rizal, meski berat, bukan berarti persoalan di Jakarta tidak bisa diselesaikan. ”Persoalan Jakarta itu akumulasi dari persoalan lama. Namun, persoalan Jakarta itu bukan berarti tidak bisa diselesaikan. Persoalannya, dari kita dan elite itu sering berpikir bahwa masalah-masalah itu ’takdir’. Ini kesalahan persepsi,” lanjutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com