Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpanggil Ranjau Paku

Kompas.com - 23/09/2012, 03:00 WIB

Geram, setiap hari menyaksikan ranjau paku bertebaran di jalan, menjebak pengendara hingga bannya bocor. Perasaan itu pula yang memanggil orang-orang ini menghabiskan waktu sampai malam hari menyisir ranjau paku.

Sepulang kerja, sekitar pukul 16.00, Ahmad Khomsatun, pegawai di PT Sinar Sosro, tak lantas pulang ke rumah. Dia mampir dulu ke pos satuan pengamanan (satpam) di bagian depan kantornya di Jalan Sultan Agung, Bekasi Barat, untuk memarkir sepeda motornya.

Masih berpakaian kerja, dia menyusuri Jalan Sultan Agung sambil membawa magnet berbentuk lingkaran yang diambil dari bekas speaker. Magnet itu dikaitkan ke tali agar mudah membawanya. Dengan magnet itu, Ahmad mengumpan paku-paku yang bertebaran di jalan. Persis seperti yang dilakukan pemulung besi dan paku.

”Bisa sampai jam 22.00 kalau nyisir paku di jalanan. Hampir setiap hari seperti ini,” kata Ahmad.

Tak dimarahi istri di rumah? Ahmad mengaku, istrinya telah mengerti yang dilakukannya saat ini. ”Coba lihat, sering kali yang kena ranjau paku itu pengendara yang sedang membonceng istri dan anaknya. Kan, kasihan sekali. Mereka jadi repot, harus turun dan menuntun sepeda motornya ke tambal ban,” tuturnya.

Belum lagi, kata Ahmad, penyedia jasa tambal ban itu tak tanggung-tanggung mengenakan biaya untuk jasa penggantian ban dalam, bisa mencapai Rp 40.000 hingga Rp 50.000. Padahal, ban dalam yang digunakan hanya Rp 9.000.

Di sepanjang Jalan Sultan Agung ini Ahmad tak seorang diri. Sejumlah petugas satpam di PT Sinar Sosro juga turut menyisir ranjau ini hingga malam hari. Salah satunya, Tasripan, yang hampir setiap malam selepas tugas berjaga menyisir ranjau paku di Jalan Sultan Agung. Menurut dia, ranjau paku itu biasanya disebar pagi dan sore hari.

Penyebaran ranjau paku pada sore hari berlangsung beberapa kali, dari pukul 18.00 hingga 21.00. Penyebaran ranjau dilakukan pelaku dengan menggunakan paku yang terbuat dari rangka besi payung yang dipotong-potong miring sepanjang 3-5 sentimeter. Sebanyak 20-30 batang paku itu dibungkus plastik hitam dan dibuang ke tengah jalan.

Baik Ahmad maupun sejumlah petugas satpam PT Sinar Sosro itu merupakan bagian dari komunitas Sapu Bersih Ranjau (Saber) paku. Komunitas ini sudah beberapa tahun ini rutin membersihkan sejumlah ruas jalan di Jakarta dan Bekasi yang rawan penyebaran ranjau paku.

Membuat Jakarta lebih nyaman

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com