Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Pilkada DKI Jakarta Tidak Berpengaruh Bagi Partai Pendukung

Kompas.com - 24/09/2012, 02:33 WIB
Joe Leribun

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) dalam survei pra-pilkada dan exit poll putaran kedua menunjukan, kemenangan pasangan Jokowi-Ahok tidak disebabkan oleh menguatnya dukungan terhadap partai pendukung kemenangan tersebut.

Sejak Pemilu 2009 hingga 20 September 2012 dukungan PDI Perjuangan memang makin positif tetapi tidak terkait Pilkada. Ketika para responden ditanya mengenai anggota DPR dari partai mana yang dipilih, jika pemilihan anggota DPR dilakukan sekarang (saat survey, 7-11 September), 13,4 persen memilih PDI Perjuangan, 6,5 persen memilih Gerindra.

Demikian pula kekalahan pasangan Foke-Nara juga bukan karena dukungan terhadap partai-partai pendukung pasangan ini mengalami penurunan secara cepat.

Ketika para responden ditanya mengenai anggota DPR dari partai mana yang dipilih, ada 19,0 persen memilih Partai Demokrat, 17 persen responden memilih PKS dan 9,0 persen memilih PPP.

"Kekalahan Foke bukan karena melemahnya dukungan terhadap parpol pendukung tetapi kinerja Foke yang dianggap tidak memuaskan. Dari survei, Demokrat dan PKS mengalami penurunan sejak dua tahun sebelum Pilkada. Dukungan terhadap Demokrat pada pemilu 2009 mencapai 36,2 persen, sedangkan PKS mencapai 19,1 persen," jelas CEO SMRC, Grace Natalie saat mempresentasikan hasil survey SMRC di Morrissey Serviced Apartment Hotel, Menteng, Jakpus, Minggu (23/9/2012).

Namun demikian,fakta menarik dari hasil pilkada DKI Jakarta, kemenangan Jokowi-Ahok berhubungan dengan tingginya dukungan terhadap Prabowo sebagai presiden bila ketimbang Megawati.

Ketika survey dilakukan, 19,1 persen responden memilih Prabowo, diurutan kedua bersaing ketat Megawati yakni 10,1 persen dan Aburizal Bakri 10 persen. Tokoh-tokoh lain lebih lemah lagi, yakni di bawah 7 persen.

Yang menarik, pemilih Jokowi-Ahok 25 persen memilih Prabowo dan hanya 13 persen memilih Megawati sebagai presiden pada Pemilu 2014. Sementara itu, 13 persen pemilih Foke-Nara memilih Prabowo, hanya 8 persen yang memilih Megawati.

Menurut penelitian ini, secara umum pemilih pasangan Jokowi-Ahok lebih berhubungan dengan pemilih Prabowo dibandingkan dengan pemilih Megawati. Pilkada DKI Jakarta dan hasilnya lebih memperkuat Prabowo di tingkat massa pemilih dibandingkan Megawati.

"Ini merupakan fakta baru, sebab tidak pernah terjadi dalam survei nasional maupun pilkada di daerah lain, pendukung Prabowo jauh lebih besar dari pemilih Megawati ketika simulasi dilakukan secara terbuka," jelas Grace.

Nampak bahwa yang mengambil manfaat cukup berarti dari kemenangan Jokowi-Ahok untuk sementara ini adala Prabowo, bukan Megawati, apalagi tokoh-tokoh lain yang tertarik mencadi calon presiden.

Hasil Pilkada DKI Jakarta bisa menjadi modal politik bagi ambisi politik Prabowo dalam Pilpres 2014 nanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com