Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ogah Bicara Capres, Dahlan Bergantung Takdir

Kompas.com - 16/10/2012, 20:33 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan tak berkomentar banyak soal wacana pencalonan mereka sebagai calon presiden ataupun calon wakil presiden pada Pemilu 2014.

Dengan karakter sederhana plus sifat kejujuran dan keterbukaan yang mereka miliki, kedua tokoh itu kerap mendapat sambutan positif oleh warga. Kedua pejabat tersebut kerap disebut-sebut bakal menjadi calon kuat dalam pemilihan presiden mendatang.

Lantas, apa jawaban mereka soal pencalonan tersebut? Joko Widodo atau Jokowi dengan tegas menjawab tidak ingin menanggapi isu tersebut. Jokowi ingin berkonsentrasi menjalankan tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta, yang baru dua hari diembannya.

"Saya jadi gubernur DKI Jakarta ini saja sudah pusing. Jadi jangan ditanya soal itu. Saya mau konsentrasi kerja. Saya mau fokus dulu," kata Jokowi selepas mengunjungi Menteri BUMN Dahlan Iskan di kantor Kementerian BUMN Jakarta, Selasa (16/10/2012).

Menurut Jokowi, tugas sebagai orang nomor satu di Jakarta sudah cukup berat, apalagi harus mengurus masyarakat satu negara. Ia mengatakan akan memikirkan cara mengurus dan menata masyarakat Jakarta agar lebih baik dan ingin menjalankan tugas sesuai program yang telah dijanjikan.

Sementara itu, di tempat yang sama, Dahlan Iskan pun tidak banyak berkomentar. Mantan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara itu memang sudah berkali-kali ditanya soal kesediaannya menjadi capres. Namun, berkali-kali pula ia menyatakan bahwa ia ingin menyerahkan masalah itu kepada Yang Maha Kuasa.

"Itu campur tangan Tuhan. Tuhan sangat menentukan. Saya percaya dengan takdir dan untuk jabatan itu (calon presiden), takdir Tuhan sangat menentukan," jawab Dahlan.

Pertemuan antara Jokowi dan Dahlan di Kantor Kementerian BUMN itu membahas sejumlah permasalahan yang menjadi tanggung jawab keduanya dalam kaitannya dengan penataan Ibu Kota. Keduanya antara lain membahas cara mengatasi kemacetan dengan mewacanakan pembuatan jalur kereta bawah tanah pada perlintasan jalan raya. Mereka juga menimbang pembangunan rumah susun di dekat rel kereta api.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Nasional
    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    Nasional
    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com