Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Film Porno Penyebab Pelecehan Anak Meningkat

Kompas.com - 07/11/2012, 21:48 WIB
Alfiyyatur Rohmah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pelecehan anak di bawah umur selalu meningkat setiap tahunnya. Hal ini terus berulang disebabkan mudahnya orang mengakses film porno.

Laporan pelecehan pada anak yang diterima Komnas Anak terakhir adalah Y, bocah tujuh tahun yang diperkosa empat kali oleh ayah kandungnya. Hal ini menambah deretan korban kekerasan seksual pada anak di bawah umur.

Selama tahun 2012, dari Januari sampai Oktober, tercatat 127 kasus yang dilaporkan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Jumlah itu hanya untuk laporan di Jakarta. Sedangkan di seluruh Indonesia mencapai 302 kasus.

Sekretaris Komisi Perlindungan Anak Indonesia Muhammad Ihsan mengungkapkan, dalam waktu satu minggu, sudah ada 10 laporan yang masuk ke KPAI mengenai pelecehan anak di bawah umur. Tragisnya, pelecehan ini mayoritas dilakukan oleh ayah kandungnya sendiri.

Namun pihak keluarga tidak melaporkan kepada pihak kepolisian. Selain menutup aib keluarga, proses yang dilakuka polisi terkesan lambat.

Menurutnya, lambannya proses yang dilakukan pihak kepolisian akan membuat anak dan ibu atau yang melaporkan mudah mendapatkan intimidasi dari pelaku. Intimidasi inilah yang akhirnya membuat korban merasa takut untuk meneruskan kasus tersebut.

Ia mengungkapkan, sering berulangnya kasus seperti ini karena dipengaruhi oleh film-film porno. Saat ini film yang bernuansa pornografi sangat mudahh didapat dan diakses oleh banyak orang.

"Jadi kalau yang mempunyai kelainan seksual atau hiper seksual bisa merangsang untuk memenuhi hasrat kepada siapapun," ungkapnya kepada Kompas.com, Rabu (7/11/2012).

Untuk mencegah pelecehan seksual dilakukan kepada anak di bawah umur, peran Ibu menjadi sangat penting. Ibu bisa memberitahukan kepada anak agar menolak jika ada orang yang menyentuh bagian tubuh yang tidak boleh dipegang oleh siapapun.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com