Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkal Rabies, Hewan Liar Diburu di Jakarta Utara

Kompas.com - 07/11/2012, 23:17 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada periode Januari hingga Oktober 2012, ratusan ekor hewan liar atau yang sengaja diliarkan, terjaring petugas Sudin Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara. Upaya penangkapan ini dilakukan dalam rangka mencegah penyakit menular yang bisa ditimbulkan atau ditularkan oleh hewan liar yang hidup berdampingan di lingkungan bersama manusia.

"Ini upaya rutin kami dalam rangka menangkal penularan penyakit seperti rabies. Jadi yang dapat ditularkan dari hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, dan juga kera, yang hidup liar atau diliarkan di tempat umum itu kami tangkap," kata Kasie Pengawasan dan Pengendalian Sudin Peternakan, Perikanan dan Kelautan (P2K) Jakarta Utara, Muhammad Nasir, saat dihubungi KOMPAS.com, Rabu (7/11/2012).

Menurut Nasir, di Jakarta Utara memang belum ditemukan kasus mengenai penyakit seperti rabies yang berasal dari hewan liar itu. Namun, upaya tersebut tetap dilakukan untuk menangkal penyakit dan juga pertumbuhan hewan liar yang semakin pesat.

Untuk itu, sebagian hewan yang ditangkap kemudian 'dimandulkan' untuk menekan pertumbuhan hewan tersebut yang semakin pesat.

"Kalau seperti kucing bisa 3, 4, sampai 6 ekor sekali melahirkan. Jadi kita lakukan upaya semacam 'memandulkan' (dikebiri), ini juga untuk menekan pertumbuhan," ucapnya.

Sejak periode Januari 2012 hingga Oktober 2012 pihaknya sudah menjaring ratusan ekor hewan liar berbagai jenis. Dari data yang disebutkannya, dalam periode Januari-Oktober terdapat 434 ekor kucing liar yang berhasil ditangkap.

Kemudian ada 22 ekor anjing liar yang juga dijaring, serta terdapat 2 ekor kera yang ditangkap. Total sebanyak 468 ekor hewan liar yang diamankan.

"Kalau kucing liar atau yang diliarkan ini kebanyakan itu jenisnya kucing lokal. Bukan kucing jenis piaran seperti kucing persia atau anggora, tetapi memang kucing biasa. Kalau pada kucing, kita hanya sifatnya waspada terhadap penyakit seperti rabies saja, karena kalau kasus rabies seperti di daerah lain itu, biasanya berasal dari anjing," ujar Nasir.

Di wilayah Jakarta Utara, menurut Nasir, daerah yang biasanya banyak hewan liar terdapat di wilayah Pademangan, Penjaringan, Kelapa Gading Barat, dan juga Muara Baru.

"Kalau di Penjaringan mungkin juga karena dekat dengan pelabuhan, kan banyak ikan di sana, jadi mungkin sengaja diliarkan juga di sana," jelasnya.

Upaya penangkapan hewan liar itu juga lantas tidak dilepas lagi di wilayah lain, tetapi pihak Sudin Pengawasan dan Pengendalian Sudin Peternakan, Perikanan dan Kelautan (P2K) Jakarta Utara, melalui operasi penangkapan kemudian membawa hewan liar itu kemudian dibawa menuju tempat penampungan.

Di sana hewan tersebut juga kemudian diperiksa dan dites kesehatannya. Warga juga bisa mengadopsi apabila berniat untukk memelihara lagi hewan-hewan tersebut.

"Setelah ditangkap, kita bawa ke Balai Kesehatan Hewan dan Ikan yang ada di jalan Harsono RM, di daerah Ragunan. Di sana ditampung, kemudian selama 14 hari akan dicek kesehatan hewan-hewan tangkapan itu, apa ada penyakit atau sehat. Kalau sehat nanti akan dipajang (dirawat) di sana, dan bisa di adopsi oleh masyarakat yang mau memelihara," ujar Nasir menjelaskan.

Untuk mendapatkan hewan itu, masyarakat cukup mengganti uang biaya perawatan hewan-hewan tersebut selama ditampung di sana.

"Biaya cuma biaya perawatan saja, selama hewan itu ditampung. Jadi warga yang mau mengadopsi bisa langsung datang ke sana," tandasnya.

Berdasarkan pantauan KOMPAS.com, kucing liar mudah ditemukan baik itu pada rumah makan, dekat bak sampah, pasar-pasar, dan juga tempat pengelolahan ikan seperti di Muara Angke.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com