Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Kesan Media Sebulan "Blusukan" Bareng Jokowi

Kompas.com - 19/11/2012, 05:12 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Minggu (18/11/2012), genap 32 hari setelah pelantikan Joko Widodo sebagai sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ia dilantik pada Senin (15/10/2012), dan sehari setelahnya langsung tancap gas blusukan ke tiga perkampungan kumuh, antara lain Pademangan, Tanah Tinggi, dan Bukit Duri.

Kegiatan Jokowi dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak pernah lepas dari awak media yang ingin mengawal pemerintahan Jokowi-Basuki, terutama terhadap realisasi dari janji-janji program kerjanya.

Selama sebulan ini, Jokowi pun telah membagi tugas dengan Basuki. Jokowi bertugas melakukan pendekatan kepada rakyat dan melihat kondisi di lapangan.

Sasaran tinjauan Jokowi pun tak lain dan tak bukan adalah tempat-tempat bermasalah, yakni kampung kumuh, selokan, bantaran Kali Ciliwung, kawasan rawan banjir, pasar-pasar tradisional, dan sebagainya.

Jokowi juga pernah melakukan inspeksi mendadak ke Kelurahan Senen, Kelurahan Cempaka Putih Timur, dan Kecamatan Cempaka Putih, pagi-pagi, tanpa banyak media yang tahu.

Kami para wartawan harus beradaptasi lagi dari awal, apalagi Jokowi memang dikenal gemar blusukan ke kampung tanpa memberitahukan agenda kegiatan yang pasti kepada wartawan.

Cukup sulit menebak akan ke mana Jokowi setiap harinya, bahkan perwakilan Humas Pemprov DKI Jakarta pun sering kali tidak mengetahui jadwal beliau. Para awak media pun memiliki kesan tersendiri selama mereka mengikuti Jokowi selama lebih kurang 30 hari ini.

Banyak dari mereka yang memiliki pengalaman unik selama blusukan bersama Jokowi. Salah satu contohnya dialami oleh Dwifantya Aquina, wartawan Vivanews.

Menurutnya, blusukan bersama Jokowi merupakan suatu hal yang seru, tetapi juga menegangkan layaknya berada di dalam sebuah film action.

"Hari pertama saya mengikuti Jokowi blusukan menggunakan sepeda motor ke tiga wilayah Jakarta Utara, Pusat, dan Selatan. Saya kira kegiatan seperti itu hanya pada pekan awal kepemimpinan Jokowi; tapi ternyata sampai satu bulan ini, dan kejutannya setiap hari semakin menjadi," kata Dwifantya di Jakarta, Minggu.

Wanita yang akrab disapa Tya itu juga pernah mengalami kejutan saat ia sedang meliput kegiatan Basuki, yang tengah inspeksi mendadak (sidak) ke 18 lantai gedung kompleks Balaikota DKI Jakarta, kemudian terdengar kabar bahwa Jokowi juga mendadak sidak ke Terminal Kampung Melayu.

Tya bersama teman-teman wartawan lainnya kemudian langsung lari turun dari lantai 18 menuju mobil Humas Pemprov DKI Jakarta. "Kalau naik motor, Pak Jokowi masuk jalan tol, tentu kami kehilangan jejak, lalu kami akan kehabisan waktu karena sibuk mencari informasi ke mana beliau pergi. Sering kali kami wartawan media cetak dan online menumpang mobil wartawan televisi. Di dalam mobil situasinya semua tegang, seperti dalam film action, karena posisi mobil harus berdekatan dengan mobil Jokowi, atau kita kehilangan jejaknya," ujarnya.

Selama Tya mengikuti kegiatan Jokowi, ia selalu memerhatikan sikap Jokowi yang memang blend sekali dengan rakyat. Oleh karena itu, ia juga memiliki secercah harapan sama dengan harapan masyarakat Jakarta kepada Jokowi.

"Beliau memang sosok pemimpin yang dirindukan masyarakat saat ini. Semoga aksi-aksi kejutan Jokowi bukan hanya untuk mengejar program 100 hari, melainkan juga tentu untuk lima tahun ke depan," katanya.

Ia pun mengatakan bahwa Jokowi juga harus bisa membuktikan tudingan-tudingan miring, yang selama ini juga hinggap kepadanya, terkait realisasi kerja dan aksi turun ke lapangan selama ini.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com