Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Siswa SMA/SMK Ikuti Pendidikan di Sekolah Polisi

Kompas.com - 22/11/2012, 14:18 WIB
Ester Lince Napitupulu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan siswa SMA/SMK dari berbagai daerah bakal mengikuti program Gerakan Apresiasi Karakter Siswa Indonesia (G-Aksi) di Sekolah Polisi Negara Polda Metroj Jaya di Lido, Kabupaten Bogor.

Program yang merupakan kerjasama Polda Metro Jaya dan Ditjen Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini merupakan salah satu upaya untuk menghentikan tawuran di kalangan pelajar.

"Polisi bergerak cepat untuk membantu anak-anak muda untuk punya kepemimpinan yang berkarakter. Mereka menjalani program dalam beberapa gelombang. Gelombang pertama sudah dimulai. Bahkan, para siswa ini dididik langsung oleh pendidik di Lemhanas," kata Kombespol Yosi Hariyoso, Direktur Binmas Polda Metro Jaya di sela-sela lokakarya bertajuk Prahara Tawuran : Problem dan Solusi yang digelar Pusat Studi Pancasila Universitas Pancasila di Jakarta, Kamis (22/1/2012).

Menurut Yosi, Polda Metrojaya juga sudah mengumpulkan berbagai pemangku kepentingan mulai dari Kemendikbud, DPR, hingga sekolah di Hotel Sultan Jakarta beberapa waktu lalu.

Upaya ini untuk menyamakan keinginan menyetop tawuran di kalangan pelajar di Jakarta dan sekitarnya. Yosi menyebutkan program G-Aksi pada gelombang pertama diikuti 228 siswa dan gelombang kedua 300 siswa. Ada rencana untuk memberi program serupa untuk 3.000 siswa SMK.

"Yang memilih siswa, ya sekolah. Kita minta yang punya 'kelebihan', termasuk yang terlibat tawuran. Harapannya setelah ikut program ini mereka punya karakter yang lebih baik," papar Yosi.

Secara terpisah, Marlock, Koordinator Forum Peduli Pendidikan dan Pelatihan Menengah Kejuruan Indonesia (FP3MKI), mengatakan mengirim siswa yang terlibat tawuran ke Lido sebagai wujud keputusasaan Ditjen Pendidikan Menengah.

"Justru dengan membuat program seperti itu semakin menegaskan kegagalan dunia pendidikan di Indonesia mendidik anak bangsa sesuai dengan yang diharapkan bangsa," ujar Marlock.

Menurut Marlock, guru-guru masa kini gagal mendisiplinkan, menertibkan dan membentuk akhak mulia siswa. Guru dan orang tua justru yang harus bekerjasama untuk membina siswa untuk menjadi anak-anak yang santun, mandiri, dan kreatif. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com