Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Premium Langka, Waktunya Beralih ke Angkutan Umum

Kompas.com - 27/11/2012, 20:22 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelangkaan bahan bakar minyak jenis premium harus dijadikan momentum masyarakat untuk beralih ke angkutan umum. Meski demikian, pemerintah juga harus mengantisipasi adanya penyelewengan pembelian bahan bakar minyak (BBM).

Sekretaris Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Aulia Grashinta mengatakan, kelangkaan bahan bakar minyak jenis premium saat ini dipicu oleh tingginya konsumsi masyarakat. Semua jadi semakin sulit terkontrol karena pemerintah telat melakukan antisipasi dengan membatasi penggunaan premium.

"Kalau saya melihatnya ini upaya untuk membatasi kuota. Pengguna terbesar ada di Jawa, tapi korbannya mereka yang jauh dari Pulau Jawa," kata Shinta.

Untuk itu, ia menyarankan pemerintah agar menghapus subsidi BBM. Kalaupun khawatir akan terjadi gejolak, maka cukup angkutan umum saja yang berhak menggunakan BBM bersubsidi. Hal itu karena masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi sudah semestinya menggunakan BBM non-subsidi. Penghapusan subsidi akan mendorong masyarakat berpikir dua kali menggunakan kendaraan pribadi dan akan mencari alternatif lain, yakni mengoptimalkan penggunaan angkutan umum.

"Asal mekanismenya dibuat jelas, pembatasan ini bagus untuk mendorong masyarakat beralih ke angkutan umum. Kalaupun ada penyelewengan, itu tugas pemerintah untuk menutupnya," ujar Shinta.

Seperti diberitakan, PT Pertamina memprediksi kuota BBM bersubsidi akan ludes sebelum akhir tahun. Di Jakarta, misalnya, jatah solar akan habis pada akhir bulan ini dan premium akan habis pada 19 Desember 2012. Ludesnya stok BBM bersubsidi dikarenakan permintaan masyarakat yang terus melonjak. Padahal setiap bulan Pertamina memberi jatah setiap provinsi di Indonesia untuk BBM bersubsidi maupun BBM nonsubsidi.

Pertamina sebenarnya telah memiliki proyeksi kuota BBM hingga akhir tahun sebesar 45,24 juta kiloliter. Karena jatah atau kuota BBM untuk tahun ini sebesar 44,04 juta kl sudah hampir habis, Pertamina akan menghadap DPR untuk menambah kuota BBM yang akan disalurkan ke masyarakat. Menurut catatan Pertamina, realisasi penyaluran BBM bersubsidi hingga 24 November 2012 adalah premium 25,1 juta kl dan solar 12,9 juta kl. Totalnya sudah 38,1 juta kl. Adapun rata-rata penyaluran harian (normal) untuk premium sekitar 80.000 kl per hari dan solar 42.900 kl per hari.

Untuk menambah jatah kuota yang telah habis pada akhir November dan pertengahan Desember, Pertamina akan meminta izin DPR menambah kuota BBM subsidi sebesar 1,227 juta kl. Sejalan dengan itu, pada 2 Desember 2012 mendatang akan digaungkan Gerakan Nasional Hari Tanpa Bensin Bersubsidi di wilayah Jawa-Bali dan lima kota besar di luar Pulau Jawa. Hal itu dilaksanakan untuk menjaga kuota BBM bersubsidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com