Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terminal Bayangan Kok Masih Dibiarkan

Kompas.com - 27/12/2012, 03:10 WIB

Terminal bayangan selalu menjadi momok kemacetan lalu lintas di Jakarta. Penertiban yang dilaksanakan tak pernah mampu mengendalikannya. Rekayasa lalu lintas yang diharapkan dapat mengatasinya pun baru berjalan parsial.

Bus antarkota, baik yang baru keluar dari Terminal Kampung Rambutan maupun Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR), secara bergantian berbelok dan langsung memotong jalan seenaknya tanpa menghiraukan kendaraan yang melaju di sisi kiri. Beberapa orang berseragam perusahaan otobus langsung menyambut kedatangan bus sambil menggiring calon penumpang.

Kesemrawutan yang disebabkan ulah para awak bus ini menyebabkan kemacetan di sepanjang ruas jalan lingkar luar selatan mulai dari perempatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, hingga gerbang Tol JORR terdekat. Selain itu, kendaraan yang melintas juga dibuat berhenti mendadak akibat bus berhenti seenaknya.

Terminal bayangan ini tak hanya ditemukan di Pasar Rebo, tetapi juga di banyak tempat di Jakarta. Jalur untuk putar arah di dekat Pasar Tanah Abang dan Stasiun Tanah Abang, contohnya, menjadi tempat mengetem bus dan angkutan kota layaknya di terminal.

Kendaraan umum yang melayani rute Tanah Abang sangat banyak, mulai dari bus Mayasari Bakti jurusan Bekasi, Patas AC ke Cileungsi atau Cibinong, kopaja, hingga mikrolet. Banyaknya kendaraan melintas di lokasi ini memudahkan penumpang yang akan berganti kendaraan umum.

Hal serupa terjadi di depan Stasiun Tanah Abang. Kendaraan umum bergerak pelan atau mengetem. Lokasi ini tergolong strategis karena merupakan lokasi turun-naik penumpang kereta serta ada pintu kecil menuju Pasar Tanah Abang.

Manda (16), salah seorang penumpang Mikrolet M-11, mengatakan, lokasi ini strategis untuk menunggu kendaraan umum. ”Biasanya saya menunggu mikrolet di sini,” kata pelajar SMA itu.

Lokasi terminal bayangan bisa ditandai dengan kepadatan lalu lintas. Bunyi klakson kendaraan yang terus-menerus menunjukkan betapa ruwetnya lalu lintas di lokasi tersebut. Sejumlah tukang ojek juga menyandarkan sepeda motor di tepi jalan untuk memudahkan penumpang yang terburu-buru hendak ke satu tujuan. Belum lagi pedagang kaki lima dan pengamen yang ikut memadati trotoar, bersaing dengan penumpang yang menunggu bus.

Hal serupa terjadi di Slipi. Di bawah kolong jalan tol, mulai dari bus antarkota antarprovinsi (AKAP), bus dalam kota, hingga angkutan kota memadati perempatan. Di sebuah jalan yang sengaja dibelokkan dari jalan utama, para penumpang menunggu bus. Tidak hanya itu. Penumpang juga menunggu di trotoar depan gedung Jakarta Design Center.

Persoalannya sama dengan terminal bayangan lain. Di belakang bus yang berjalan lambat ataupun berhenti, kendaraan lain mengantre untuk lewat. Terjadilah kemacetan di tempat ini. Trotoar juga dipakai pedagang kaki lima sehingga menyulitkan pejalan kaki untuk lewat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com