Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Kartu Sehat Melonjak

Kompas.com - 11/01/2013, 02:28 WIB

Jakarta, Kompas - Jumlah pasien di beberapa puskesmas di Jakarta Utara melonjak 50 sampai 100 persen sejak program Kartu Jakarta Sehat digulirkan akhir tahun lalu. Sebagian pasien mengeluhkan penurunan kualitas pelayanan akibat tenaga medis yang terbatas.

Menurut Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Bambang Suheri, lonjakan pasien tertinggi terjadi di wilayah padat penduduk, seperti Tanjung Priok, Penjaringan, Koja, dan Cilincing.

Di sejumlah puskesmas, pasien berlipat jumlahnya dari 250-400 orang per hari menjadi 300-700 orang per hari. Antrean pasien pun terjadi karena jumlah tenaga medis masih tetap, sementara jumlah pasien melonjak signifikan.

Kendati demikian, sejumlah warga di Cilincing, Tanjung Priok, dan Penjaringan, Jakarta Utara, yang dihimpun hari Rabu (9/1) dan Kamis, mengaku lebih mudah mengakses layanan kesehatan gratis sejak Kartu Jakarta Sehat (KJS) diluncurkan.

Namun, persoalan yang muncul kemudian, calon pasien harus antre lama di loket pendaftaran, ruang perawatan, dan pengambilan obat, baik di puskesmas maupun rumah sakit rujukan.

”Gratis dan pengurusannya lebih gampang, tak perlu surat keterangan tak mampu dan cukup tunjukkan KTP. Namun, pasien yang berobat lebih banyak dibandingkan sebelumnya,” ujar Sanjaya, warga Kelurahan Kebon Bawang, Kecamatan Tanjung Priok. Dia harus mengantre dua sampai tiga jam saat berobat.

Yuliani, aktivis sosial di Tanjung Priok, menambahkan, program KJS memudahkan warga mengakses layanan kesehatan gratis. Sebagian warga yang biasanya butuh pendampingan kini bisa mengurus sendiri administrasi pengobatannya.

”Wajar jika banyak pasien yang sakit sedikit saja ke puskesmas karena gratis. Padahal, dulu beli obat sendiri di apotek,” ujarnya.

Kualitas layanan

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Triwisaksana juga membenarkan adanya fenomena itu. Menurut dia, hal ini juga berdampak pada penurunan kualitas pelayanan. ”Temuan kami di lapangan, ada keluhan dari warga, kualitas pelayanan menjadi menurun sebab belum ada penambahan tenaga medis di puskesmas,” tuturnya.

Dia menduga lonjakan pasien ini akan terus terjadi sebab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan kesempatan perawatan untuk 4,7 juta pasien.

”Dua bulan setelah program ini diluncurkan, sudah terserap dana Rp 1,1 triliun, termasuk tunggakan program pelayanan kesehatan 2012. Sementara dana silpa (sisa lebih penggunaan anggaran) tahun ini sekitar Rp 900 miliar. Jangan sampai di tengah perjalanan program ini menjadi beban keuangan DKI,” kata Triwisaksana.

Ekarini Aryasatiani, dokter RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, yang dihubungi secara terpisah, beberapa hari lalu, juga mengkhawatirkan pembengkakan biaya. Menurut dia, sebelum muncul KJS, jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 300 orang. Setelah ada KJS, 700 orang setiap bulan. (MKN/NDY/WIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com