JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Sarwo Handayani mengatakan, proyek enam tol dalam kota yang telah digagas sejak era kepemimpinan Gubernur DKI Sutiyoso itu telah melalui studi analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Amdal telah dilakukan oleh Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta.
"Amdalnya sudah selesai dilakukan oleh BPLHD DKI," ujar wanita yang akrab disapa Yani ini di Balaikota Jakarta, Kamis (10/1/2013).
Karena telah diuji amdal, megaproyek enam tol dalam kota dapat segera dijalankan. "Sudah layak dijalankan. Biasanya nanti ada hal-hal yang menimbulkan kebisingan suara, penghijauan dan penghematan bahan bakar itu semuanya sudah diuji," katanya.
Selain itu, Yani meyakini proyek enam tol dalam kota juga dapat dilalui oleh transportasi massal, seperti dilalui bus transjakarta. "Nanti akan kami kaji lebih dalam dahulu. Tapi, saya rasa dapat dilalui busway karena memang, kan, koridornya banyak," ujarnya.
Seperti diberitakan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akhirnya menyetujui megaproyek enam jalan tol dalam kota setelah mendapatkan pemaparan dari Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. Hal ini bertolak belakang dengan ucapan Jokowi yang selalu dilontarkannya saat masih berkampanye sebagai calon Gubernur DKI.
Dalam janji kampanyenya, Jokowi menolak penambahan jalan dan tol dalam kota. Saat itu, ia mengatakan, penambahan jalan dan tol dalam kota hanya memicu warga untuk berbondong-bondong membeli kendaraan pribadi. Namun, Jokowi akhirnya menyetujui megaproyek yang bernilai sekitar Rp 42 triliun itu dengan catatan tol tersebut dapat dipakai untuk jalur busway dan transportasi massal lainnya.
Pembangunan enam jalan tol dibagi empat tahap yang rencananya selesai pada 2022. Tahap pertama, ruas Semanan-Sunter sepanjang 17,88 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan Koridor Sunter-Bekasi Raya sepanjang 11 kilometer senilai Rp 7,37 triliun.
Tahap kedua, Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 11,38 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,65 kilometer senilai Rp 6,95 triliun.
Tahap ketiga, koridor Ulujami-Tanah Abang dengan panjang 8,27 kilometer dan nilai investasi Rp 4,25 triliun. Terakhir adalah Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,56 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun.
Jika sudah selesai, keenam tol itu akan menjadi satu dengan tol lingkar luar milik PT Jakarta Tollroad Development, tetapi tarifnya akan terpisah dengan tol lingkar luar.
Berita terkait, baca:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.