Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Muara Baru "Hidupkan" Becak

Kompas.com - 22/01/2013, 14:07 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Moda transportasi becak telah dilarang penggunaannya di Ibu Kota sejak akhir 1980-an silam. Sesuai Perda 11 Tahun 1988, moda transportasi yang boleh digunakan di Ibu Kota adalah kereta api, taksi, bus, dan angkutan roda tiga bermotor, bajaj. Namun, becak kembali "beroperasi" tatkala banjir melumpuhkan Jakarta Utara.

Becak, yang dalam keadaan normal merupakan barang langka, terlihat lagi di daerah Muara Baru, Jakarta Utara, Selasa (22/1/2013). Becak-becak ini digunakan untuk mengangkut penumpang dan barang menuju Pluit. Becak terbukti ampuh menembus banjir setinggi paha orang dewasa di ruas jalan yang terendam.

Seorang abang Becak, Suparyono (50), mengatakan, ia mengayuh becak karena korban banjir membutuhkannya. Korban banjir banyak memanfaatkan becaknya untuk mengakut barang berharga. Tarif yang dipatoknya tergatung jauh dekat tujuan. "Kalau dekat dan banjirnya cuma sepaha, sekali jalan sepuluh ribu. Kalau jauh dan banjirnya dalam tarifnya tergantung nego," kata Suparyono di Muara Baru, Jakarta Utara, Selasa (22/1/2013).

Suparyono menjelaskan, dia sudah sekitar tiga hari hilir mudik mengangkut penumpang di Muara Baru. Selama ini, ia "kucing-kucingan" dengan Satpol PP agar becaknya tidak disita. Menurutnya, hanya becak tumpuan hidupnya.

"Sejak becak dilarang, saya masih menggunakannya meskipun petugas satpol kalau lagi razia langsung menyita. Untungnya, ia belum pernah dirazia karena saya cuma melayani wilayah yang tidak ramai," ujarnya.

Selain Suparyono, ada pula Kasim (56), yang melayani korban banjir di Muara Baru. Kasim mengaku, banyak korban banjir yang diseberangkannya hingga Pluit Timur. Tarif yang dipatoknya tidak jauh dari Suparyono. "Banyak warga yang mau diseberangkan di sana (Pluit Timur). Biasanya bolak-balik dan mereka banyak membawa barang-barang dari rumah yang kebanjiran," kata Kasim.

Kasim menjelaskan, dia melayani korban banjir 24 jam. Dia selalu siap jika ada korban banjir yang membutuhkan jasa becaknya. Genangan air yang tinggi terkadang membuatnya kesulitan mendorong ataupun mengayuh becaknya. "Kalau airnya tinggi, ya kesulitan soalnya arusnya terkadang juga deras. Kalau melayani malam, pernah, tapi jarang ada yang mau. Ramai-ramainya ngangkut itu siang atau sore," ujarnya.

Pantauan Kompas.com di lapangan, sekitar lima becak berada di mulut ruas jalan Muara Baru. Jumlah mereka diperkirakan puluhan, mengingat sebagian becak sedang dioperasikan. Selain becak, moda transportasi favorit lainnya adalah ojek banjir dari gerobak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com