Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Tak Khawatir Penghentian Impor Hortikultura

Kompas.com - 28/01/2013, 19:29 WIB
Emanuel Edi S

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah pedagang sayur dan buah-buahan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, menyatakan tidak khawatir terhadap larangan impor sementara beberapa komoditas hortikultura oleh pemerintah. Pasokan komoditas hortikultura lokal dipandang sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan.

Larangan sementara impor beberapa komoditas hortikultura tersebut dilakukan pada Januari hingga Juni 2013. Larangan itu diberlakukan karena tingginya lonjakan impor hortikultura beberapa tahun ini. Selain itu, pasokan di dalam negeri juga dinilai mencukupi.

Asisten Manajer Usaha Pasar Induk Kramat Jati Sugiyono mengatakan, pasokan buah-buhan dan sayuran sudah mencukupi. "Tanpa ada impor, pasokan dari dalam negeri sudah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Sugiyono, Senin (28/1/2013).

Beberapa pedagang bahkan sudah tidak tertarik untuk menjual komoditas impor sejak 2012. Beberapa komoditas seperti melon dan avokad justru diekspor ke Singapura dan Malaysia.

Alfaruq, penjual melon di Pasar Kramat Jati, mengatakan, pada Januari 2013, ia sudah mengekspor 1 ton melon ke Malaysia. Sejak 2012, ia tidak pernah lagi menjual melon impor. "Kalaupun ada impor melon, hanya buat pelaris, bukan karena pasokan di dalam negeri kurang," tutur Alfaruq.

Suroto, penjual melon lain, mengatakan, impor tidak perlu dilakukan karena kualitas melon dalam negeri lebih bagus dan murah. Harga melon dalam negeri hanya Rp 8.000 per buah, sedangkan harga melon impor di atas Rp 8.000 per buah. "Makanya melon lokal banyak diminati," ujar Suroto.

Demikian juga dengan Udin, penjual kubis, yang sejak 2012 tidak menjual kubis impor karena kurang diminati. Selain mahal, kubis impor juga menggunakan bahan pengawet. Kubis dalam negeri lebih segar. Selain itu, pasokan kubis lokal juga tidak mengalami kendala.

Yuda, penjual nanas, mengatakan bahwa seharusnya tidak ada impor. Pasokan nanas dari Lampung dan Palembang, Sumatera Selatan, setiap hari selalu datang. Pasokan nanas dari Lampung 8.000 buah per hari dan nanas dari Palembang 6.000 buah per hari.

Berdasarkan data dari kantor Pasar Induk Kramat Jati, komoditas impor seperti kentang dan cabe tidak dipasok sejak dua pekan lalu. Pasokan cabe merah dari dalam negeri justru meningkat dari 151 ton pada Sabtu (26/1/2013) menjadi 160 ton pada Minggu (27/1/2013).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com