Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Pindah Ibu Kota Biayanya Mahal

Kompas.com - 28/01/2013, 19:51 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana pemindahan ibu kota kembali muncul ketika bencana banjir besar melanda Jakarta. Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, lebih baik pemerintah dan warga Jakarta memperbaiki infrastruktur kota daripada memikirkan pindah ibu kota.

"Kalau semua pinggiran sungai dinormalisasi, kalau Kanal Banjir Timur, Kanal Banjir Barat, dan Waduk Pluit air tidak ada artinya. Waduk Pluit tinggal sedikit, di pinggiran sungai dijarah menjadi perumahan, perbaikan ini lebih murah daripada harus pindah ibu kota," kata pria yang akrab disapa Ahok itu di Balaikota Jakarta, Senin (28/1/2013).

Menurut Basuki, apabila harus pindah ibu kota, hal itu akan memerlukan biaya besar, terutama dalam pembangunan infrastruktur. "Sementara waduk kita dalami, sungai kita lebarkan. Dulu buat orang miskin, faktanya banyak orang miskin yang ditolak, cuma ada 75 orang yang mau masuk Rusun Marunda. Kita akan buka transportasi laut dari Marunda ke Muara Baru dan dari Marunda perjalanan ke Pantai Mutiara cuma setengah jam," kata Basuki.

"Intinya, Jakarta belum saatnya pindah, mari kita benahi dulu. Kalau lari ke pinggir-pinggir Jakarta akan mahal, kalau ada uang beli tanah, uangnya jangan buat beli mobil," ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akhirnya menyetujui wacana yang dilontarkan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Taufiq Kiemas untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta apabila keadaannya sudah mendesak. "Kalau memang sudah kita mentok dan kesulitan untuk mengatasi banjir Jakarta, tidak ada jalan lain, ya saya sangat setuju dengan bapak Ketua MPR untuk dipindah," kata Jokowi saat bertemu dengan pimpinan MPR di Gedung MPR RI Jakarta, Senin (21/1/2013) pekan lalu.

Taufiq Kiemas mengatakan rasa pesimistisnya terhadap penyelesaian permasalahan Kota Jakarta apabila penanganannya hanya bersifat konvensional. Menurutnya, diperlukan langkah-langkah strategis dan fundamental untuk mengatasinya, salah satunya dengan mempertimbangkan kembali opsi pemindahan ibu kota ke daerah lain.

Banjir besar yang terjadi di Jakarta dalam sepekan terakhir menyebabkan puluhan ribu warga Ibu Kota menjadi korban. Menurut Taufik, bencana banjir itu menambah daftar panjang persoalan yang terjadi di Jakarta selain kemacetan dan kejahatan. Ia menilai beban Ibu Kota harus digantikan dengan daerah lain yang memenuhi syarat, baik secara geografis, geopolitik, maupun sosioekonomis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com