Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Kembali Gantung Nasib Proyek Enam Ruas Tol

Kompas.com - 29/01/2013, 17:54 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo belum dapat memutuskan apakah ia akan melanjutkan proyek proyek enam ruas tol dalam kota senilai Rp 42 triliun itu atau tidak.

Menurut Jokowi, ia belum dapat memutuskan karena masing-masing pihak sama-sama memperjuangkan keinginan mereka masing-masing.

"Ya, tadi rame. Belum diputuskan karena belum sambung," kata Jokowi, usai pertemuan dengan seluruh stakeholder di Balaikota Jakarta, Selasa (29/1/2013).

Jokowi pun belum dapat memastikan kapan ia akan memutuskan proyek yang telah digagas oleh Mantan Gubernur DKI Sutiyoso itu. Menurut Jokowi ia akan selalu mencari win-win solution di antara pihak pakar yang menolak dan pihak investor (PT Jakarta Tollroad Development) yang akan mengelola proyek tersebut.

"Kalau sudah nyambung baru diputuskan. Ya, tapi kalau sampai sekarang belum sambung ya mau bagaimana?" kata Jokowi.

Menurut Jokowi, salah satu persoalan yang menjadi perdebatan adalah penambahan rasio jalan. Jokowi pun enggan menjawab kapan ia akan memutuskan proyek tersebut. "Ya, jangan tanya saya. Tanya ke sana dong, ke konsorsium. Kalau rasio kecil terus ditambah jalannya kan rasionya nambah. Ya, itu yang mereka enggak mau," ujarnya.

Presiden Direktur PT JTD Frans Sunito mengatakan kalau awalnya perencanaan fisik akan mulai dibangun pada pertengahan tahun 2013, yaitu pada Agustus semester 2. Namun, kewenangan berlanjut atau tidaknya proyek tersebut tergantung pada Gubernur DKI Jakarta.

Awalnya Jokowi secara tegas menolak pembangunan enam ruas jalan tol. Dia mengatakan pembangunan tol itu tidak akan menyelesaikan persoalan macet yang melanda Ibu Kota. Menurutnya, yang harus dilakukan adalah melakukan penambahan alat transportasi massal di Jakarta bukan melalui penambahan jalan yang akan menjadi 'red carpet' bagi kendaraan pribadi.

Namun sikap Jokowi itu berubah seusai ia bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. Sontak ia menyetujui pembangunan enam ruas jalan tol dan ia percaya proyek tersebut dapat mengurai kemacetan.

Setelah menggelar public hearing pertama kalinya, bersama para pakar, Jokowi kembali mempertimbangkan proyek tol senilai Rp 42 triliun itu setelah menggelar uji publik. Menurutnya, banyak masukan-masukan yang sangat bagus untuk dijadikan bahan pertimbangan saat ia mendengarkan langsung aspirasi sejumlah masyarakat dan pengamat.

Jokowi menegaskan, jika dia tidak akan melanggar etika kebijakan publik saat mengambil keputusan terkait kepentingan masyarakat. Untuk diketahui, proyek enam ruas tol dalam kota ini dibagi menjadi empat tahap dan direncanakan selesai pada tahun 2022.

Tahap pertama, ruas Semanan-Sunter sepanjang 20,23 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan Koridor Sunter-Pulo Gebang sepanjang 9,44 kilometer senilai Rp 7,37 triliun.

Tahap kedua, Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 12,65 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,60 kilometer senilai Rp 6,95 triliun.

Tahap ketiga, koridor Ulujami-Tanah Abang dengan panjang 8,70 kilometer dan nilai investasi Rp 4,25 triliun. Serta terakhir yaitu, Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,15 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun.

Total panjang ruas enam tol dalam kota adalah sepanjang 69,77 kilometer. Jika sudah selesai, keenam ruas tol itu akan menjadi satu dengan tol lingkar luar milik PT Jakarta Tollroad Development, tapi tarifnya akan terpisah dengan tol lingkar luar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com