Sedikitnya enam keluarga datang ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Waduk Pluit di Muara Baru, Penjaringan, Senin (4/2) siang. Mereka menanyakan waktu, tempat, dan syarat pendaftaran.
”Takutnya habis karena jumlahnya terbatas,” kata Romi (38), warga Muara Baru RT 17 RW 17 Penjaringan.
Selain 400 unit Rusunawa Waduk Pluit, 1.900 unit Rusunawa Marunda di Cilincing, Jakarta Utara, juga disiapkan untuk menampung korban banjir di kawasan Waduk Pluit.
Menurut Wakil Lurah Penjaringan Awang Angwari, pendaftar telah mencapai lebih dari 1.000 orang dari sekitar 15.000 keluarga yang tinggal di area genangan Waduk Pluit.
Pemerintah berencana menormalisasi waduk yang luas awalnya 80 hektar. Akibat tekanan penduduk, luas genangan menyempit hingga kurang dari 60 hektar. Sampah dan endapan juga membuat kedalaman air waduk berkurang dari 10 meter menjadi 2-3 meter sehingga kapasitasnya tidak optimal.
Saurip (60), warga Muara Baru RT 19 RW 17 Penjaringan, menambahkan, keluarganya khawatir tak memiliki tempat tinggal ketika hunian saat ini dirobohkan karena berdiri di area terlarang. Agar tak ketinggalan, dia terus mencari informasi rencana pengisian Rusunawa Waduk Pluit.
”Saya ikut pemerintah. Jika rumah yang kami huni saat ini harus dirobohkan, keluarga siap. Namun, saya ingin memastikan dapat rumah pengganti untuk pindah atau tidak,” kata Saurip.
Senin kemarin, ratusan keluarga dari Penjaringan yang telah mendaftar sebagai calon penghuni Rusunawa Marunda tertunda kepindahannya karena rumah belum siap. Sekitar 120 keluarga terpaksa kembali ke Penjaringan setelah mendapati rumah yang dijanjikan belum siap.