Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendekatan Personal, Modus Baru Dapatkan Bayi

Kompas.com - 06/02/2013, 09:58 WIB
Alfiyyatur Rohmah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Perdagangan bayi yang marak terjadi tidak berbanding lurus dengan jumlah penculikan anak beberapa tahun terakhir. Dalam jangka waktu tiga tahun terakhir, jumlah penculikan menurun karena sindikat perdagangan ini mengubah strategi mendapatkan anak dengan meminta langsung kepada keluarga yang tidak mampu.

"Kalau dari jumlah angka penculikan bayi memang menurun tiga tahun terakhir. Modus penculikan yang mereka gunakan bergeser dengan meminta bayi secara baik-baik dari orangtuanya dengan iming-iming akan diasuh dan dibesarkan dengan baik agar menjadi orang sukses," kata Ketua Divisi Pengawasan dan Monev KPAI Muhamad Ihsan kepada wartawan pada Rabu (6/2/2013).

Perubahan modus tersebut, kata Ihsan, didasari oleh risiko penculikan anak yang akan dilaporkan oleh orangtua bayi. Jika anak mereka diculik dan segera melaporkan hal tersebut kepada pihak kepolisian, maka penculikan tersebut akan lebih berisiko dibanding meminta anak secara baik-baik. Dengan perubahan strategi seperti ini, kata Ihsan, orangtua tidak akan melaporkan kepada kepolisian mengenai kehilangan anak. Modus seperti ini membuat data penjualan bayi dari hasil penculikan tidak masuk ke pihak kepolisian atau lembaga terkait.

Dari hasil penelusuran, terdapat modus-modus yang dilakukan sindikat perdagangan anak untuk mendapatkan bayi. Pertama, kata Ihsan, mereka keliling dengan mengamati klinik dan mengidentifikasi ibu miskin yang sedang hamil. Setelah melakukan pendekatan, orangtua kurang mampu akan diberi bantuan sehingga ketika melahirkan, sindikat ini bisa meminta bayi yang telah dilahirkan sebagai anak asuhnya.

Modus kedua, kata Ihsan, mereka mendatangi panti-panti asuhan dan mencari anak yang bisa diasuh. Dengan modus ini, pemilik panti tidak akan memberikan laporan kehilangan anak. Modus ketiga, dengan cara mendatangi daerah padat, kumuh, dan miskin. Setelah membidik bayi yang akan dijual, mereka membujuk orangtua agar anaknya diasuh. Ihsan mengungkapkan, setelah mendapatkan anak dari orangtua tersebut, pelaku (trafiker) bekerja sama dengan bidan atau calo. Bidan atau calo bertugas untuk membuat surat keterangan lahir dengan mencantumkan nama yang ditunjuk sebagai orangtua bayi sehingga dapat mengurus akta kelahiran dan paspor anak.

Menurut Ihsan, sampai saat ini perdagangan bayi banyak dilakukan melihat sindikat penjualan bayi yang bisa dengan leluasa melakukan praktik ini selama 20 tahun. Di luar negeri biasanya anak dijual dengan harga tinggi. Penjualan ini pun bisa untuk pengasuhan, eksploitasi ekonomi, seksual, pornografi, sampai penjualan organ tubuh yang bernilai ratusan juta rupiah.

Diberitakan sebelumnya, sindikat perdagangan bayi internasional ditangkap Polrestro Jakarta Barat. Mereka menjual bayi dengan harga Rp 50 juta-Rp 80 juta per anak untuk luar pulau sampai ke luar negeri. Sindikat ini sudah berpraktik sejak tahun 1992.

Berita terkait, baca:

SINDIKAT PENJUAL BAYI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com