Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: "Giant Sea Wall" Bisa Bersihkan Teluk Jakarta

Kompas.com - 12/02/2013, 10:33 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berharap keberadaan giant sea wall atau tanggul raksasa di Teluk Jakarta bisa menjadikan perairan di sekitarnya lebih bersih. Menurut Basuki, selama ini Teluk Jakarta rusak karena umumnya air dari sungai mengalir langsung ke laut tanpa adanya proses penyaringan. Padahal, sungai-sungai di Jakarta itu kebanyakan tercemar.

Dengan adanya giant sea wall, air dari sungai-sungai yang mengalir ke laut akan diolah terlebih dahulu untuk mendapatkan laut yang bersih. "Di depan giant sea wall nanti akan ada laut yang bersih, tidak ada lagi pencemaran," kata Basuki di Balaikota DKI Jakarta, Senin (11/2/2013).

Selain itu, di lokasi giant sea wall nantinya juga akan ditanami tanaman bakau yang berfungsi menyerap zat-zat beracun agar laut terhindar dari pencemaran. "Nantinya juga akan ditanam bakau untuk menyerap racun, itu cara reklamasi yang betul," ujar Basuki.

Pembangunan tanggul raksasa ini merupakan gagasan mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo untuk menanggulangi banjir, khususnya di sisi utara Jakarta. Tanggul raksasa ini dibangun untuk melindungi Jakarta hingga 1.000 tahun ke depan. Adapun kegunaan pembangunan giant sea wall itu untuk menjaga bahaya rob dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan air bersih. Ada jalan melingkar di atas giant sea wall dan pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Selama proyek giant sea wall belum berjalan, Pemprov DKI dalam waktu dekat membangun pabrik penjernihan air di Curug, Karawang, Jawa Barat. Proyek ini merupakan solusi jangka pendek memenuhi kebutuhan air bersih Jakarta dan solusi jangka panjangnya adalah dengan membangun giant sea wall.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com