Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan di Malang Kerap Alami Kekerasan Seksual

Kompas.com - 12/02/2013, 15:13 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com -- Perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, kerap mengalami kekerasan seksual. Selama 2012 diketahui terjadi 350 kasus kekerasan terhadap perempuan, 60 persen di antaranya bersifat seksual. Data tersebut berdasarkan laporan dan temuan kantor Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PLTP2A) Kabupaten Malang.

Ketua PLTPA2A Kabupaten Malang, Hikmah Bafagih saat ditemui seusai menghadiri seminar perempuan di gedung FISIP Universitas Brawijaya, Malang, Selasa (12/2/2013), mengatakan, kekerasan seksual juga sering terjadi pada anak usia dini.

"Sebanyak 30 persen kasus KDRT dan 10 persennya penganiayaan pada perempuan," katanya.

Menurut perempuan yang juga menjabat pengurus Cabang Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Malang, penyebab kekerasan karena rendahnya partisipasi masyarakat untuk mendidik kaum perempuan. Hal itu juga disebabkan masih adanya pemahaman masyarakat di Kabupaten Malang bahwa perempuan tidak perlu memilik pendidikan tinggi. Lulus SMA saja sudah cukup.

"Karena posisinya hanya menjadi seorang istri. Tugasnya hanya di rumah saja dan cukup melayani suami. Itu pemikiran mayoritas masyarakat di Kabupaten Malang," katanya.

Akibat rendahnya pendidikan bagi perempuan, lanjut Hikmah, banyak kaum wanita di Kabupaten Malang dinikahkan dalam usia dini.

"Banyak perempuan yang dinikahkan secara paksa. Demikian itu sudah tergolong kekerasan seksual," katanya.

Selain faktor rendahnya pendidikan, juga minimnya pengetahuan tentang teknologi informasi sehingga sebagian perempuan menjadi korban kejahatan via media sosial.

"Akibat media sosial seperti Facebook dan sejenisnya, banyak perempuan menjadi korban kekerasan seksual," katanya.

Untuk mencegah kekerasan terhadap perempuah, Hikmah mengusulkan para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, terus melakukan berbagai langkah, salah satunya menanamkan pendidikan budi pekerti sejak dini kepada anak-anaknya.

"Selain itu, terus melakukan upaya pemberdayaan pada kaum perempuan, serta membangun karakter kesetaraan gender," katanya.

Para orang tua juga harus memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya selaku generasi penerus. "Jangan malah dinikahkan dalam kondisi belum cukup umur," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com