Ormas Baret Merah Minta MA Tolak Hakim Agung Pronarkoba

JAKARTA, KOMPAS.com - Ormas Barisan Relawan Membela Rakyat Bawah (Baret Merah) menuntut agar Mahkamah Agung (MA) menolak hakim agung pronarkoba yang mencalonkan diri sebagai Wakil Ketua MA. Mereka menilai hakim agung Suwardi pronarkoba, sehingga tidak layak dipilih menjadi Wakil Ketua MA.

Aspirasi itu disampaikan lewat demo yang digelar di depan Gedung MA, Rabu (13/2/2013). Sejak sekitar pukul 10.00 WIB, mereka sudah memadati depan Gedung MA.

Menurut Ketua Baret Merah, Chandar Budiman, Suwardi tidak pantas dipilih untuk menjadi Wakil Ketua MA. Pasalnya, kata mereka, hakim agung Suwardi beberapa kali meloloskan kasus narkoba.

"Dia (Suwardi) hakim yang pronarkoba, yang meringankan kasus-kasus narkoba. Jika dia terpilih, itu tandanya MA sebagai lembaga supremasi hukum sudah lemah," kata Chandar Budiman, Rabu.

Chandar mengatakan, Baret Merah sangat prihatin dan tidak habis pikir, kenapa ada hakim agung seperti Timur Manurung, Suwardi, Imran Anwari yang meringankan hukuman bagi terpidana narkoba. "Apa memang sengaja menempatkan orang tidak bermoral itu jadi hakim agung hanya untuk merusak bangsa lewat narkoba?" katanya.

Timur, Suwardi, dan Imran, kata Chandar, sebelumnya menganulir putusan hukuman mati terhadap gembong narkoba Hillary K Chimezie yang kemudian diganti jadi hukuman 12 tahun penjara. Hillary ditangkap karena menjadi pemasok 5,8 kilogram heroin. Dia dihukum mati oleh Pengadilan Negeri Tangerang pada 23 Oktober 2003 yang kemudian diperkuat oleh Pengadilan Tinggi Jawa Barat pada 12 Januari 2004 dan majelis kasasi MA pada 19 Juli 2004.

Dalam menyampaikan aspirasinya, puluhan demonstran melakukan aksi teatrikal yang menggambarkan seorang hakim sedang berpesta narkoba dan meloloskan terdakwa kasus narkoba. Aksi damai ini dijaga puluhan polisi. Seperti diketahui, pemilihan wakil ketua Mahkamah Agung diputuskan hari Rabu ini. Ada tiga kandidat calon Wakil Ketua MA, yaitu M Saleh, Suwardi, dan Artidjo Alkostar.